Bulu pena rontok
Terkikis waktu
 Janji setia
Merangkai aksara
Penanda jaman
Lalu mengukirnya
Jadi prasasti kata
Jadi jiwa puisi
Tepi batas sungai arti
Tinta mengering
Di maskara luntur
Kelopak indah matamu
Mengotori pipi ranummu
Yang menangisi nasib
Ditinggalkan asa
Cinta sejati
Walau pena ini pernah dipakai penyair sakti
Di maaa kejayaan syair gurindam,
Ia tak bisa mengembalikan kebahagiaan
Pulang ke sarang sejatimu
Bila dadamu
Penuh keluh
Hatimu sesak
Penyakit jaman
Saat tinta kering
Tak menetes lagi
Yang menetes di pembuluh sepimu
Sejatinya buih buih tinta murni
Bening tak berwarna
Tapi mewaktu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI