Semua menunggu adanya maklumat tertulis dari Kapolri, agar seniman nusantara bisa bebas mentas menyesuaikan dengan keadaan. Dengan dinamika daerah. Dialog gayeng bersahabat, guyub dan penuh kekeluargaan meski pertemuan webinar sahrig time soal perikehidupan seni tradisi yang terhimpit, terkurung,tidak bebas berkreasi dalam sekapan pandemi yang tak kunjung berakhir
Begitulah banyak seniman yang beralih berusaha berdagang, dimasa sulit ini. Ada yang dagang sembako dan usaha lainnya. Pemangku wilayah Jateng ini amat terbuka memberi jalan yang level pandeminya hijau.namun bila oranye atau merah tentu tidak diijinkan.
“Pemerintah untuk penanganan covid saya beri nilai sepuluh, karena memang hebat, terarah dan terpadu. Namun untuk pemihakannya kepada seniman terpaksa saya beri nilai nol.Mau bagaimana lagi, nyaris setahun kami seniman tradisi tidak bisa pentas: atau ditanggap hajatan, padahal kami semua taat protokol kesehatan. Belum ada klaster pandemi baru karena pertunjukan kami,”papar si Kombang, seniman jaranan multi talenta dari Boyolali berkeluh kesah akan kesulitan teman teman dalang, kru panggung.
Ini adalah perjuangan panjang, sudah nyaris setahun kami berkumpul,silaturahmo dengan rekan pelaku seni traadisi se pulau jawa sumatera, berjuang bersama menghadap pemimpin di wilayahnnya masing masing, bertemu anggota DPR, menrri. Baru kali ini dalam hajatan silaturahmi lewat webinar kali ini semua pihak hadir , besar harapan ,ijin yang tumpang tindih, bisa diselaraskan. Biasanya di kecamatan mengijinkan tapi nanti dilarang di tingkat kabupaten. Atau kabupaten mengijinkan tapi provinsi melarang.begitu seterusnya, karenanya inilah saat yang tepat untuk menemukan solusi terbaik,” keluh Ki Gondho Wartoyo, dari Solo, yang selama ini menjadi ujung tombak jeritan hati seniman tradisi Setara,.
Gayung bersambut, wakil Kapolri, Majen Suwondo, meminta kepada wakil setara di Jakarta untuk segera menuinya hari senin, untuk menyerahkan tatacara panggung pertunjukan protokol kesehatan serta simulasi pertunjukan yang telah disepakato bersama sebagai bahan usulan untuk rapat koordinasi soal perijinan di tingkat pusat. Sementara Menparekraf, Sandiaga Uno, yang dalam perjalanan di pesawat tidak bisa
hadir, dan hanya mewakilan Deputi VI-nya
Semua sepakat terus bergerak, apalagi banyak pentas berkait dengan raya lebaran, bila sampai pada sat itybelum juga didapat kelonggaran ijin, keselarasan ijin dari pusat sampai pelosok daerah maka hajat hidup seniman makin menderita.
Berikut adalah nama nama seniman yang bicara mewakili ribuan seniman tradisi dalam forum tersebut :
1.Dwi Togog.(EO)jateng
2.Ki.Carito,(dalang)jateng
3.Ki.Wartoyo(dalang)jateng
4.Mas Kombang(jaranan)jateng.
5.P.Joko petruk(pengrawit)jateng
6.P.Rasto(ketoptak)jateng
7.Ki.Ajisoko(ketoprak)jateng.
8.P.Gito(budayawan)sumatra.
9.Ki.Bambang wiji(budayawan)jogjakarta.
10.Mas Wardana(EO)jatim
11.Ki.Basuki(dalang)jatim
12.P.Agus rejana(kethoprak)jatim.
13.Abdullah said.(musik)jatim.
14.Ki.Tukino hadisoesilo(dalang)jabar
15.Mas.Andar(EO)jabar
16.Mas Darusalam(Eo)pantura.
17.Bp.Trisumarno(Budayawan)jabar.
18.Ki.Bayono,(Dosen)ISI bandung.
19.Bp.Iswanto.(seniman)jabar.
20.ki Jayadi Rasiatmojo DKI Raya
Sebetulnya tidak hanya ijin.seniman juga perlu crash program khusus lintas sektoral yang bisa dibuka secara sinerji dan harmoni antara pemangku kepentingan di semua lini. Ada anggaran yang bisa dibagi kepada seniman tradisi.hendaknya pentas pertunjukan yang menyertakan penonton banyak terukur, tidak disikapi dengan phobia tumbuhnya klaster klaster pandemi baru. Namun juga harus dilihat sebagai oase katarsis, danau teduh bagi masyarakat agar tetap bisa bahagia melewati pandemi.ada normal baru,hidup bersama virus ini tapi tetap bisa menonton hiburan obat jiwa,semoga