Yang hidup dengan belasan penyakit
Ditubuhnya
Tapi terus hidup dan berjiwa
56 tahun kalender habis dilalapnya
Tak terhitung selang infus
Kateter
Dan mesin pemutar darah
Menggiling darah kotornya
Jadi suci murni kembali
Layaknya bayi yang dilentingkan
Dari taman firdaus
Oleh bidadari cantik
Pilih tanding
Tak banyak penyimak
Laki laki itu telah menjadi guru bangsa ini
Melalui kesederhanaan sikap
Dan lautan ide pikirnya
Yang gila,
Tidak kemaruk  jabatan
Terus menjaga jarak
Dengan kekuasaan,
Mendukung namun tetap kritis
Ibarat daun sirih rapuh lemah
Tapi bisa membungkus pinang
Dan rempah penyegar mulut
Ada wewangian aromatik kejayaan
Masa lalu
Dalam kritik kritikmu
Yang langsung menghujam ulu hati
Pusat daya kekuasaan
Selamat ulang tahun Mas
Teruslah hidup
Berkarya
Dari ujung penamu
Dari ujung mata batinmu
Gugahlah bangsa pemberani ini
Kenapa mesti takut
Hanya akibat teror satu jenis penyakit
Virus global
Bisa jadi pengalamanmu melewati jutaan
Milyar rasa sakit
Dan terayun ayun
Di gerbang antara hidup dan mati
Bisa menjadi penerang nyali kami
Untuk terus bernafas
Dengan sadar lahir batin
Memapas segala teror
Virus pikiran
Yang menenggelamkan semangat hidup
Dirgahayu ke 56 Mas
Panjang umur
Sejahtera bahagia
Menyuluh api
Bangsa kita
Terus berjaya ke masa deoan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H