Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Percaya Dukun (01)

7 Maret 2021   22:52 Diperbarui: 7 Maret 2021   23:40 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustasi intisari online. Grid id/ Masrurroh Ummu Kulsum)

Laki laki itu, seram mukanya,  kumisnya baplang,  matanya seram. Rambutnya diikat rapi ie belakang. Dia mengenakan baju jas abu abu, khas pebisnis sukses,  tapi terlihat dia berbeda. Di jemari tangannya,  ada cincin batu merah yang setiap kali kena sinar,  berkilau mengangetkan mata. Baru saja dia turun dari sedan mercy putih, langkah sepatu kulitnya terdengar elegan.

Penjaga pintu hotel bersikap sempurna,  menyambutnya penuh takzim saat dia melewati pintu besi pengaman, pendeteksi logam sonarnya pun berbunyi,  alarm merah menyala.  Segera sekurity hotel mengepungnya. Mukanya pun berubahbtak ramah,.
"Maaf apa Bapak membawa senjata api atau tajam? ", tanya kepala keamanan sopan namun tegas.
" Berani beraninya kalian bertanya begitu.  Senjataku tajam tapi berapi. Jelas ?! $ergah tamu hotel itu tak ramah.
"apa Bapak berkenan menyerahkan pusaka bapak disini,  nanti bila Bapak keluar bisa dibawa lagi. Maaf? ", masih sopan kepala. Keamanan itu mencoba sabar,  menghadapi tamu yang pemarah.
"Bilang sama Bosmu Hengki,  Mbah Dirgo dateng! ", perintah tamu seram itu bernada memerintah.

Lalu beberapa sekurity kasak kusuk dengan HT-nya mencoba menghubungi pusat kendali. Akhirnya terkonfirmasi,  memang tamu antik ini ditunggu pemilik Hotel bintang lima itu.

"Siap salah, Mari Mbah Dirgo saya antar ke pak Bos", Komandan sekurity,  naryo menghormat santun. Diikuti anak buahnya. Mbah Dirgo senang tapi mukanya tetap acuh dan sangar.

Lalu Tamu agung itu pun berjalan anggun wibawa diikuti para tenaga keamanan. Setelah cukup jauh melangkah,  penjaga pintu berbisik dengan gadis pemanggil mobil

"serem amat ya itu orang.. ", bisik si gadis.
"Dukuun,  Maklum ", jawab si pembuka pintu setengah berbisik, nyaris tak terdengar.
"Mbahmu ini bukan dukun sayang. Mbah Dirgo mu ini,  konsultan penglaris. Mbah bisa bikin hotel ini ramai laris kembali, walau ada virus. Tahu?! ', tanya Sang konsultan retorik. "hey,  Kamu berdua,  sebenarnya saling naksir. Jodoh, kalau mau pada jujur.percaya sama Mbah. Iris kuping Mbah kalau sampai kalian nggak jadi suami istri nanti !". kata sang dukun elit sebelum pintu. Lift tertutup.

 Kedua anak muda penjaga pintu pun saling mengerling dan malu malu. nampaknya tebakan si Mbah ada benarnya. Tentu saja,  kalau Hotel bintang tempat mereka bekerja kembali terisi normal,  dari bos Hengki terus menggaji keduanya,  tidak memecat mereka. Cinta. Mereka bisa berujung bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun