Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

500 Anak Tangga 27 Ribu Pasang Saksi Mata (Ijinkan Aku Terus Menulis, Walau Tinta Habis)

6 Maret 2021   11:47 Diperbarui: 6 Maret 2021   12:04 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Huuuff!
Sampai juga di anak tangga ke 500
Setelah berpayah
Payah
Mengatur nafas
Dan melaras debar jantung
Dada,
Menjadi saksi mata
Mewakili 27 ribu pasang mata
Telinga
Hidung
Lidah
Dan indera kulit pembaca
Sungguh bukan pengalaman biasa

Menjadi pesawat radio penerima
Single band non stereo
Di jaman serba dijital
Dan streaming visual
Langsung
Bukanlah hal mudah

Yang tertangkap
Acap dengungan palsu buzzer
Acap viral robot penggetar isu
Acap buih buih gelembung pencitraan
Gaya high profile
Gaya blusukan merakyat
Sungguh gampang mengecoh mata sendiri
Karena kacamata batin telah buram
Dimakan jamur kemuakan
Penyakit kronis hati,
Iri
Dengki
Angkara
Murka

Di anak tangga ke 500
Puncak gunung literasi
Masih jauh panggang dari api
Sedang kalbu terlanjur
Bengal
Tersengal
Banyak ingin

Biarkan aku terus menulis
Dengan gemetar
Dengan berdebar
Berharap cinta yang berjatuhan
Dari kelopak bubga perhatianmu
Akan jadi jamu kuat
Langkah goyahku
Terus mendaki
Sampai ke puncak hening
Mencipta,
Tidak mencari
Tetapi bertemu
Muara jati ide
Sinambung
Dengan maumu
Inginmu

Sampai di anak ke 500
Aku melepas genggaman
Menyerahkan diri
Pada sepoi angin gunung
Membawaku ke lembah
Mengangkatku ke puncak sana,
Sejatinya
Kedua arah itu
Teramat indah

Terimakasih sudah menjadi bagian
Dari 27 ribu pasang saksi mata batin
Karya sederhanaku 

Ijinkan aku terus menulis

Walau tinta habis

Lilin nyalanya kerlap kerlip

Mati hidup

Dipermainkan badai angin jaman


Salam pena jiwa !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun