Aslinya Papilon takut disuntik, bukan takut di vaksin. Jadi pas pasarnya dapat jatah vaksin. Lajang lapuk itu blingsatan, menghindar kesana kemari mencari alasan untuk tidak ditusuk jarum tangannya. Walaupun ia takut kena pandemi, bagaimanapuj ia trauma disuntik.
Satu pasar sudah di suntik di bahunya semua, kecuali Papilon yang sembunyi fi gudang kiosnya. Pak Atmo tukang salar,.jawara. senior pasar itu kenal benar sama ketakutan bujang lapuk itu. Tergopoh ia mencari anak. Muda itu, setelah diperintah kepala pasar. Karena tim satpol PP dan aparat lain gagal menemukan jejaknya.
Setelah mencari.kesana kemari, akhirnya ia menemukan Papilon, setelah dibujuk dengan berbagai modus. Papilon tetap bertahan sembunyi. Sampai Pak Atmo membaca kelemahannya.
"Jangan pikirin suntiknya nggak sakit Lon, kayak digigit semut, dokternya pinter.., cantik..", bujuk jawara pasar sambil memilin kumis baplangnya.
""namanya siapa pak, masih lajang nggak?
"Dokter Desi, wow, deh, Lon. Kayaknya masih sendiri, coba sono minta divaksin sambil kenalan..!",bujuk penguasa pasar itu. Tanpa diperintah dua kali, Papilon langsung melesat,, menemui tim tenaga kesehatan, minta di vaksin, sambil minta nomer WA sang dokter pujaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H