Malam tiba
Lesu
Lelah
Lunglai
Tak ada yang bisa dirayakan
Kelu
Berlalu
Saat selimut
Ditarik
Tertutup pula tirai
Gerak
Diam
Membisu
Larut
Dalam sisa waktu
Tak pernah
Ada yang tahu
Berapa banyak pasir sisa
Dari jam purba
Sangka
Bahwa kenikmatan
Identik
Dengan selamanya
Sementara ada
Hadir
Disini
Ketika waktu
Sejatinya buah kemenangan
Kecil
Akan sebuah hari berat
Akan target
Panah
Panah melesat
Bukan menancap
Di titik keinginan
Tapi busurnya justru melesat
Liar
Melebar.
Jauh tak ternamai
Ketika malam semakin
Malam
Dan tak ada kata selamat
Dan sanjungan hebat
Tidur
Adalah hadiah terpantas
Untuk
Mu
Tidur yang tuntas
Lunas
Bernilai
Setidaknya
Satu hari berlalu
Tanpa gerutu
Serapah
Sumpah
Selamat tidur
Jiwa yang lapang
Dada yang luas
Seluas luasnya
Rayakan
Segala kegagalan hari ini
Dengan memejamkan mata
Bersyukur
Menerima segala kegagalan
Sebagai kembang hari
Warna hati
Tulus
Tanpa penyesalan
Bukankah
Satu hari yang berlalu
Malu malu
Sungguh bonus
Tak terduga
Yang kau dapat
Bila kau cermat
Menghitung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H