Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

2020, Tangismu Selalu Jatuh

30 Desember 2020   13:23 Diperbarui: 30 Desember 2020   19:47 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangis embun (pixabay/jplenio)

Tangismu
Pernah jatuh
Mengalir di pipi
Basah
Amat basah
Mendahului hujan
Yang kita nanti

Tangis rindu
Penuh sesal
Tangis cinta
Tak bertepi

Pernah tangismu
Berjatuhan
Membasahi
Rumput
Dahaga air
Sebelum embun jatuh

Tangis tanpa suara
Penuh sunyi rintih
Tangis tertinggal waktu
Kenapa dahulu
Tak berburu

Pernah tangismu
Jatuh
Tanpa sempat kuusap
Sayang
Aku larut dalam kusyuk tidur
Disampingmu

Tangis bening
Didalam hening
Tangis bisu
Membuat garputala
Hati semesta
Berdenting

Pernah tangismu
Jatuh
Sejatuh jatuhnya
Menimpa kering padang
Senja

Sekarang
Kamu pergi jauh
Lebih jauh dari bayangan
matahari
Entah pulang kembali
Entah tidak

Sekarang
Aku ingin menangis
Bila kau ijinkan
Bila kau inginkan

Pernah kita
Menangis
Bila ingat
Cinta hanya sepenggalah
Bambu pengayuh
Mangga manis
Kehidupan

Kadang dapat
Kadang didahulu kelelawar
Takdir
Yang lapar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun