Â
Hujan tangismu
Kali ini
Teramat derasÂ
Nduk,
Sampai genting
Genting retak
Hati rawanku
Genting
Kau lihat
Genting berlumut
Dimakan asam hujan
Sementara engkau menangis
Terus
Tak mau berteduh
Karena kita jauh
Tak mungkin aku menyusut
Basah pipimu
Hijabmu
Dan kaki telanjangmu
Baru kau tapakkan jejak
Pertama, kakimuÂ
Sudah mandi
Tangis
NdukÂ
Cah ayu
Tangismu begitu kencang
Terdengar hingga 666 kilometer
Melesat bebas
Di tol serabut
Bebas hambatan
Benang merah
Tali batin kita
Bebaskan tangismu
LuapkanÂ
Banjiri semua
Biar basah
Sebasah basahnya
Toh,
Hujan jadi payung sembunyi
Gejolak rasamu
Biar bumi
Dan Romomu
Yang tahu
Sanubari kita basah
Bocor
Karena genting genting
Atap hati
Rapuh
Rawan
Dimakan waktu genting
Jarak genting
Denting
Rindu yang tak pernah hening
Beningkan rasamu
Nduk
Dalam tangis
Lama lama bahagia
Datang menyinari
Seperti matahari hangat
Setelah hujan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H