Bung G hanya menggelengkan kepala.dan membuka kedua tangannya lebar - lebar.
Zipo terganggu dengan titik merah yang makin lama membesar sebesar bola rugby tepat lurus di arah pandangnya.
"Bung lihat itu ?", tanya Zipo.sambil menuding, benda aneh yang tak dikenal, yang lama - lama makin membesar.
"Ya, saya sudah amati dari.awal.muncul lima.menit tadi", tegas.Bung G, sebagai.petugas yang terbiasa menyamar, mengamati detail, matanya terlatih dan awas.
Diam - diam tangannya sudah siaga memegang gagang pistol yang ada di dalam baju belakangnya, dengan rantai lanjang yang amat mencolok dari.gagang senjatanya terhubung dengan ujung ikat pinggangnya.
Dua pemuda petualang laut itu menikmati atraksi piring terbamg berbentuk.bola rugby merah itu. Sebagaimana bola.langit, pesawat tak dikenali.memutar dirinya dengan cepat.
Lalu dia bermanuver kekiri dan kekanan.dengan simpangan.yang jauh di cakrawala.. Setelah itu pesawat aneh itu menukik
Ke bawah laut didepan sana.
"Ah, dia jatuh, tenggelam ", seru Zipo kaget.
"Tidak, tidak jatuh. Tetapi turun.ke.cakrawala.jauh sana. Atau dia menyelam", kata Bung G keceplosan.
"Hah, Â pesawat antariksa.juga bisa.menyelam ke.dasar.samudera ?", selidik Zipo penasaran.
"Begitulah, Semoga misi mereka damai, tidak lebih", harap Bung G tandas.