Dari 8 anak, hanya Jejen lah yang diam - diam diharapkan mengangkat nama keluarga. Karena pintar dan giat membantu orang tuanya. 6 anaknya semua diasuh saudara dan sahabat.Â
Hanya si tengah, Jejen dan si bungsu yang dirawat dari bayi.karena dirinya dan istri, adalah sepasang mantan pengidap kusta.
Jejen yang tertidur karena pengaruh obat, lamat - lamat terbangun juga. Anak ramaja yang baru tamat STM dan sedang gagahnya itu, berusaha menghibur bapaknya tapi kondisinya juga lemah, karena pengaruh obat.
Dunia siang, terang benderang buat anak.muda cekatan ini seperti berubah menjadi malam, gelap total sepenuhnya.
Bila.penyebaran kuman kustanya tidak bisa dihentikan, Jejen bisa cacat di tangan dan kakinya, sulit buat pemuda sepertinya untuk bisa punya masa depan yang baik.
Jejen  yang tadinya kalem , pendiam, dan gesit bergerak, bisa jadi semuanya berubah.
Begitulah waktu berlalu. Jejen terus mengalami pengobatan yang komprehensif, beruntung ia tidak harus minum obat Lambren, yang ampuh tetapi membuat kulit jadi hangus, menghitam.
 Penyebaran kusta bisa dihentikan tetapi kulit  terlanjur menjadi hitam  legam.. Jejen beruntung tidak mengalami pengobatan yang ini. Tetapi Pil DDS pendamping diosvir, cukup mengurangi deritanya.
Badan Jejen nampaknya masih biasa saja. Namun ujung telapak tangan dari pergelangan tangan sampai ujung jari, lunglai, lemah tak berdaya. Kekuatan telapak tangan kiri dan  kanannya seperti diserap kekuatan sihir tak terlihat. Jemari Jejen kehilangan kekuatannya.
Pada hari ketiga, setelah puas menangis dan meraung. Rumedjo mendapat mimpi, yang amat jelas, tergambar cara penyembuhan alternatif anaknya, dengan Ritual Terapi Embun.
"Jejen, bapak mendapat ilham dari mimpi, kustamu itu masih bisa dihilangkan dengan embun, begini caranya". Bisik Rumedjo pelan - pelan men-sugesti Anaknya kembali sehat dan menjaga semangat sembuh.