Mohon tunggu...
Worklife

Kang Apri, Sosok Pemuda Pertanian Cipta Gelar

16 Mei 2019   02:22 Diperbarui: 16 Mei 2019   02:30 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Kang Apri/Dokpri

Supriadi Patrio atau Kang Apri ialah pemuda asal Kampung Adat Kasepuhan Cipta Gelar, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat yang lahir pada 20 februari tahun 1990. Sejak SMA, Kang Apri sudah memiliki cita-cita untuk menjadi seorang PNS. Maka saat lulus SMA, sehingga ia mendaftarkan diri nya ke salah satu Perguruan Tinggi Negeri Kedinasan di Kota Bogor. Namun cita-cita nya itu harus terhenti, ia tidak lulus ujian seleksi masuk kedinasan, sehingga Kang Apri harus kembali pulang ke kampung halamannya yaitu Kampung Adat Kasepuhan Cipta Gelar.

Akhirnya pada tahun 2014, ia mendapatkan kesempatan untuk  meneruskan pendidikannya dan mendapat beasiswa ke Jepang. Beasiswa tersebut di peroleh dari proses seleksi yang lumayan panjang. Selama 1,5 bulan kang apri mendapatkan pendidikan dasar di Oisca Sukabumi Training Centeryang merupakan lembaga dari Jepang yang mengurus dan mempersiapkan keberangkatan Kang Apri ke Negeri Sakura.

Selama tiga tahun di Okinawa Jepang, banyak sekali pengalaman dan ilmu baru mengenai pertanian dan teknologi yang ia dapatkan. Semua ilmu itu ingin ia aplikasikan juga pada pertanian di kampung halamannya. Hingga tahun 2018, Kang Apri pulang ke tanah air dan ia mendirikan Kelompok Tani Pamular (Patani Muda Ciptagelar) yang menaungi sekitar 30 petani muda di Cipta Gelar.

Kang Apri dan Petani Cipta Gelar/Dokpri
Kang Apri dan Petani Cipta Gelar/Dokpri
Ciri khas dari Kampung Cipta Gelar yang membedakan kampung ini dengan kampung lain atau masyarakat luar adalah dalam hal sistem pertanian. Sistem pertanian di Kampung Cipta Gelar ini selalu menggunakan bibit lokal yang telah digunakan secara turun temurun. Selain itu, cara penanaman dan pemupukan padi di Kampung Cipta Gelar juga berbeda dari masyarakat luar. 

Penanaman padi disana dilakukan secara alami dengan sedikit sekali atau bahkan tidak menggunakan pestisida, serta tidak menggunakan peralatan pertanian modern seperti traktor. Dan hal tersebut masih dilakukan oleh Kang Apri dan Kelompok Tani Pamular untuk menjaga ciri khas tanah kelahirannya.

Hingga saat ini kang apri dan teman-teman dari Kelompok Tani Pamular terus berusaha untuk berinovasi memajukan Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar menjadi kampung yang mandiri secara ekonomi serta bermartabat secara budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun