Puasa dari puisi
Acap kali terjadi
Sebab dahaga hati
Tak rigid di nadi
Malah puisi pun puasa
Berdentum karib
Jadi berderit
Karatnya menyayat mata
Puasanya lama
Pembatalnya hambus entah kemana
Dahaga dan dahaga asing di dada
Tak pula pahala
Puisinya jadi derit
Mencicit-cicit
Dentumnya yang karib
Tersisa buncit
Puisinya puasa
Puasa pada puisi
Hingga menjadi-jadi
Jadi apa saja
Tolong jangan sampai mati
Jadi bangkai kontemplasi
Rumah Azka Siumbut-umbut, 11 Juni 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!