Mohon tunggu...
Saufi Ginting
Saufi Ginting Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Literasi

Pendiri Taman Bacaan Masyarakat Azka Gemilang di Kisaran, Kabupaten Asahan Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kuharap Selipan Doa, Bukan Puisi

16 Februari 2022   05:32 Diperbarui: 16 Februari 2022   05:51 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saban pagi hujan selalu menyapa sebelum mentari, Sayang
Betapa petrikor tak muncul pada tanah berdindingkan rumput teki
Hingga doa-doa yang selalu kau tancapkan
Bersama ode penuh simpati
Menyemai hingga sanubari

Tetangga kita yang petani, meski berpancaran air di wajahnya
Keringat mencari jalan  
Tak peduli ia pada hujan, Sayang
Baginya, hujan tetaplah hujan
Ladang mesti diolah pagi dan petang
Apa yang menjadi doanya ya, Sayang?

Ia tekun menggemburkan tanah peraduan
Memupuk ribuan doa pengharapan
Pada kekasih hati di penantian
Aku jadi teringat Sujiwo Tejo,  Sayang
Tahukah kamu orang yang paling tak berperasaan? Katanya
Dia yang jauh dari kekasih di saat hujan, 
tapi tak menghasilkan puisi

Agh, aku berharap saban pagi menjadi selipan doa, Sayang
Bukan puisi
Sampai mati
titik

Saufi Ginting
Rumah Azka, Kisaran

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun