Mohon tunggu...
Saufi Ginting
Saufi Ginting Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Literasi

Pendiri Taman Bacaan Masyarakat Azka Gemilang di Kisaran, Kabupaten Asahan Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Doa yang Pualam

3 Februari 2022   07:05 Diperbarui: 7 Februari 2022   22:02 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid dan DoaFoto diambil di Jl. Paria Simpang Garuda Siumbut-umbut Kisaran Timur, Asahan Sumut

Baiklah, kita laju pada lembaran yang tak tersentuh itu. Biarkanlah sejenak tertinggal yang tak tercerna dengan bijak. Kelak, ada masa untuk menghentikan ketidakberdayaan, meski luka-luka semakin menganga, obat mesti pula ditabur agar tak busuk dan anyir pula.

Majulah, agar tak resah pada yang salah. Meski telah lelah, meski banyak gerah, majulah. Kepastian harus bersisian dengan doa yang pualam. Jangan berhenti pada gemuruh, jangan luruh, semampu basuh, hempaslah dengan doa. Doa yang pualam. Bercahaya menembus peradaban. Dari doa, menjadi doa, dan selalu doa.

Taburlah doa di atas luka, di atas suka, di atas segala makna. Hingga pualam, di hati terdalam. Bersuka cita setiap rasa, setiap mata, setiap jendela, setiap pintu, setiap waktu.

Kisaran, 11-1-2022

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun