Baiklah, kita laju pada lembaran yang tak tersentuh itu. Biarkanlah sejenak tertinggal yang tak tercerna dengan bijak. Kelak, ada masa untuk menghentikan ketidakberdayaan, meski luka-luka semakin menganga, obat mesti pula ditabur agar tak busuk dan anyir pula.
Majulah, agar tak resah pada yang salah. Meski telah lelah, meski banyak gerah, majulah. Kepastian harus bersisian dengan doa yang pualam. Jangan berhenti pada gemuruh, jangan luruh, semampu basuh, hempaslah dengan doa. Doa yang pualam. Bercahaya menembus peradaban. Dari doa, menjadi doa, dan selalu doa.
Taburlah doa di atas luka, di atas suka, di atas segala makna. Hingga pualam, di hati terdalam. Bersuka cita setiap rasa, setiap mata, setiap jendela, setiap pintu, setiap waktu.
Kisaran, 11-1-2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI