Mohon tunggu...
Saufi Ginting
Saufi Ginting Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Literasi

Pendiri Taman Bacaan Masyarakat Azka Gemilang di Kisaran, Kabupaten Asahan Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Eloklah, Selamanya

12 Januari 2022   07:00 Diperbarui: 12 Januari 2022   07:09 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku harus memaksakan diri untuk hadir di sana, dengan hatiku, setidaknya. 

Bila tak dapat ragaku menepiskan rindu yang semakin pupus, maka biarlah doa-doa menjadi jawab setiap tanya yang selalu menusuk dan meremukkan dada.

Aku harus membuktikan bahwa ketiadaan diri adalah keberadaan yang mampu menjadi penopang segala macam kekalutan hingga terbit kekuatan. 

Meski hilang senja berganti malam, tak ada gentar yang mencengkram. Aku harus pergi, menelusur jejak mimpi. 

Senja telah menuakan raga, tapi tidak hati. 

Biarlah semakin berbijaksana, bersangka bahagia pada setiap geliat yang tak menentu. 

Meski ia kemudian menjadi getaran yang menerbitkan kegundahan, atau seperti air bah datang di musim kemarau, tak apa. Biarlah semua menjadi usaha yang tergenapkan. Menuju Tuhanku.

Aku harus. Demi sebuah keharusan yang harus kuwajibkan. 

Akulah yang akan menghentikan badai di tengah kerancuan kehidupan, di antara genderang ketakutan dan ketakpastian, aku harus memamah resah, membunuh gelombang. 

Meski terpental, dan kembali lagi ke hadapan, aku harus. Harusku adalah kenisbian. 

Demi gelisah yang tak bertuan, aku harus mengentaskan rela atas kuasa yang tak berpaham. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun