Aku mengenang sajak pada buku birumu
Tentang khusyuk peradaban penuh rindu
Sebagaimana karib yang menekuk hatiku
Hingga menusuk kalbu
Takzimku padamu
Kau mengenang puisiku penuh rindu
Mengalir irama angin syahdu hingga keperaduan, katamu
Meski ia tak menentu
Untaian lelah berjibaku
Takzimmu padaku
Duhai, sesekali mungkin rindu kita apatis
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!