Mohon tunggu...
Azka
Azka Mohon Tunggu... -

Traveller tetap java celebes, suka photographi, membaca dan nonton film

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tipe Pengantri Penumpang di Bandara

9 Mei 2016   09:13 Diperbarui: 9 Mei 2016   09:24 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Halo Sobat di seluruh Indonesia. Setiap bulan saya dua kali wara-wiri terbang kesana kemari menggunakan jasa pesawat terbang dan menjadi pelanggan maskapai penerbangan kita. Saking seringnya, saya sampai hafal petugas dan kru pesawat yang saya tumpangi. Demi tugas, saya menjalani proses ini dengan senang hati dan ikhlas. Sebagai pengguna transportasi udara, otomatis saya dan penumpang lainnya menjadi pengguna jasa layanan bandara. Syukurlah, bandara-bandara kita saat ini pelayanannya sudah jauh lebih baik. 

Disini, saya akan sharing pengalaman tentang budaya antri dan tipe-tipe pengantrinya. Pada saat panggilan boarding, dikarenakan banyaknya penumpang yang akan naik tentu saja terbentuk antrian. Nah pada saat inilah terlihat beberapa tipe unik para pengantri, dari kaca mata saya.

1. Tipe Penerobos. Inilah tipe yang paling ekstrem karena tanpa babibu langsung memotong antrian dengan heboh dan tidak peduli kalau orang lain mengantri. Pada suatu saat,  tinggal seorang didepan hingga tiba giliran saya. Tiba-tiba dari arah samping. ada dua orang dengan tidak melihat kiri kanan langsung menerobos hingga saya tertarik ke belakang dan menabrak seorang ibu dibelakang saya. Tak ayal omelanpun bermunculan. Tapi para penerobos ini tidak peduli. Biasanya, tipe ini adalah bagian dari rombongan yang tercecer. Rombongannya sudah masuk duluan. Mungkin mereka takut kalau tidak bareng rombongannya, mereka akan ketinggalan pesawat.

2. Tipe Pemotong. Tipe ini memang tidak berniat ingin mengantri. Mungkin melihat antrian yang panjang membuat mereka malas mengantri. Maka melihat momen yang dirasa tapat mereka lalu masuk antrian dengan tanpa dosa. Dalam beberapa kasus, bila diprotes ada yang mengalah dan pindah ke antrian belakang tapi ada yang cuek-cuek saja. Tipe ini sepertinya sudah terbiasa dan ahli melakukan hal seperti ini di berbagai macam antrian.

3. Tipe Buru-buru. Hampir sama dengan tipe pemotong, hanya saja tipe ini selalu menempelkan kata "buru-buru.." tipe ini juga ogah mengantri dan merasa dialah penumpang terpenting. Pada suatu ketika pada penerbangan sebuah maskapai ternama, dimana saat boarding selalu mendahulukan ibu hamil dan yang membawa balita, tipe ini tidak peduli dengan hal itu. Saat seorang ibu yang menggendong bayinya sudah menjulurkan tiket boardingnya, tipe ini tiba-tiba mendahului dan berkata "..maaf, saya terburu-buru.."   Weleh, terburu-buru katanya..padahal toh kita satu pesawat dan berangkat juga nyampainya juga sama-sama. Mungkin tipe ini sedang ada meeting mendadak dengan pilot dan para pramugari sehingga ingin cepat-cepat naik pesawat.

4. Tipe Malu-malu. Tipe ini sebenarnya tipe angin-anginan. Sebenarnya mereka ingin mengantri, tapi ingin juga cepat naik pesawat. jadinya mereka memutuskan untuk bergerombol di kiri kanan kita. mencari kesempatan untuk tidak mengantri dari belakang. Bila tipe ini ada sisamping saya, saya mempersilahkan untuk mengambil tempat didepan saya. Soalnya kesel juga ditempel terus. Bila dipersilahkan reaksinya bermacam-macam. Ada yang tersenyum malu, ada yang balik mempersilahkan kita duluan ada juga yang super malu dan akhirnya memutuskan untuk mengantri dari belakang.

Nah, itulah sedikit gambaran tentang antrian boarding selama saya menjalani perjalanan via bandara. Mudah-mudahan semakin kedepan kita bisa membangun budaya tertib dan disiplin dimulai dari kerelaan dan kesadaran kita untuk mengantri.

Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun