Mohon tunggu...
Azka Millati Putri
Azka Millati Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Mahasiswa Bimbingan Penyuluhan Islam 2C, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problematika Dakwah dan Profesionalisme dalam Dunia Ilmiah

14 April 2024   11:56 Diperbarui: 14 April 2024   11:59 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Problematika dakwah sudah menjadi menu keseharian para pendakwah. Tidak dapat dipungkiri bahwa penyebaran Islam saat ini merupakan salah satu bentuk dakwah yang dilakukan oleh orang-orang shaleh sebelum kita. Dakwah memerlukan kekuatan khusus yang lebih dari sekedar mengajak dan berbicara. Mengelola atau mengevaluasi hasil dakwah sangatlah penting dan mendesak untuk tujuan dakwah itu sendiri. Problematik dakwah tidak dapat dipisahkan dalam batas tertentu dengan sejarah dan konsep dakwah, dengan prinsip dan manhaj dakwah, dan dengan sarana serta media dakwah itu sendiri. Dengan membahas masalah dakwah dan mengingatkan pentingnya pengatasan masalah yang ada, akan menjadi upaya menyampaikan nasehat yang notabennya merupakan kewajiban semua muslim kepada Tuhannya, Kitabnya, Rasulnya, beserta para pemimpin dan kaum muslimin secara umum. 

Istilah "Problematika atau Hambatan Dakwah" bukan istilah yang asing dalam ilmu dakwah. Yang dimaksud dengan "Problematika atau Hambatan Dakwah" adalah seluruh kesalahan dan kendala yang dialami oleh para da'i atau yang mereka hadapi selama menjalankan dakwah mereka di dalam dan luar negeri, lalu menjelma menjadi hambatan atau problem di jalan dakwah mereka. Baik kesalahan dan kendala ini menyangkut aspek konsep pemahaman dakwah atau menyangkut aspek manhaj, metode, dan media dakwah. Problematika dakwah yang banyak diketahui terbagi menjadi dua, yaitu:

  • Problematika Internal, problem yang bersifat dari dalam diri seorang dai dan lembaga dakwah yang menaunginya, seperti metode yang digunakan sang da'i, kualitas da'i.
  • Problematika Eksternal, problem yang bersifat dari luar, seperti teknologi, politik, dsb.

Faktor-faktor tersebut menekan hampir seluruh potensi spiritual manusia, mengabaikan dan merusak etika,  akhlak, dan moral, sehingga seharusnya menjadi fokus  dakwah Islam.Namun, selain 2 faktor tersebut, ada juga faktor lain yang dapat menimbulkan problematika dakwah baik berupa permasalah secara umum yang mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, seperti aspek sosial budaya,  ekonomi, dan politik.

Dengan adanya perkembangan teknologi, dakwah islam pun mulai tergerus arus teknologi yang menyebabkan banyaknya informasi-informasi mengenai islam di dunia maya yang bersifat hoax/tidak benar, berkurangnya jamaah yang menghadiri kajian secara langsung,  karena mulai bisanya mendengarkan ceramah melalui telepon genggam, dan sebagainya. Di era saat ini, dakwah islam dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

  • Dakwah secara Tatap Muka (Face to Face).
  • Dakwah melalui Media Online (Internet).

Dalam masa kontemporer ini banyak persoalan atau masalah yang timbul di masyarakat beriringan dengan berkembangnya zaman, masuknya globalisasi dan berkembangnya teknologi, yang mana membuat banyaknya budaya-budaya dan berita-berita yang mudah masuk ke masyarakat, tanpa disaring terlebih dahulu. Masalah sosial memang sangat kompleks, sehingga kebanyakan orang hanya mengandalkan cara-cara sederhana dan tidak memikirkan atau memfilter terlebih dahulu apa yang dibicarakan, benar atau salah, baik atau buruk. Dakwah berperan penting untuk memastikan masyarakat tidak perlu menghadapi dan mengkhawatirkan masalah sepele. Penjelasan yang benar dan pemberian informasi pada tempat yang tepat dalam ceramah merupakan metode dan strategi khusus yang harus dimiliki seorang da'i. Mereka  bertemu dan terlibat dalam masyarakat. Masyarakat juga akan mengacu pada masalah-masalah yang sebenarnya bisa diselesaikan sendiri.

Beberapa Problematika Dakwah di Masa Kontemporer ini berkaitan dengan hubungan antara da'i, mad'u (jamaah), dan medsos (media sosial), seperti:

  • Tuntutan kepada da'i untuk lebih berfikir kritis dan kreatif.
  • Persaingan antar eksistansi da'i.
  • Pemahaman dan ruang dakwah terbatas.
  • Kualitas dan kuantitas pemahaman mad'u (jamaah) tidak terjamin.
  • Penguasaan teknologi da'i maupun mad'u yang terbatas.

Seorang da'i sebagai agent of change harus memiliki visi dan misi dalam melakukan perubahan yang diinginkan. Namun, visi misi tersebut tidak hanya menyangkut wawasan islam, tetapi visi yang juga menyangkut problem sosial, ekonomi, politik dan budaya, dalam mengarahkan para jamaah atau umat muslim kepada tatanan atau kehidupan yang lebih baik. Profesionalisme jika disandingkan dengan kata da'i yang memiliki kapabiltas intelektual, diperoleh melalui pendidikan, namun penekanannya pada kerja intelektual dibandingkan kerja fisik.

Pengembangan kepribadian seorang da'i, khususnya da'i  yang bersifat spiritual, pada hakikatnya berkaitan dengan perilaku, sifat, sikap, dan kemampuan pribadi. Menumbuhkan sikap profesional dalam organisasi dakwah berarti menggandeng seluruh elemen yang hadir, namun dalam beberapa hal fokus dakwah harus diarahkan pada individu atau kelompok kecil. Jamaah mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda, dan para da'i juga menyikapinya dengan cara yang berbeda-beda. Pengembangan sumber daya da'i dengan pendekatan individual memungkinkan para da'i itu sendiri untuk belajar melalui berbagai cara.

Seorang da'i sangat membutuhkan banyak hal sebagai pranata atau syarat yang wajib untuk dipenuhi. Seorang da'i harus memiliki keahlian dalam bidang agama, sekaligus bidang teknik berpidato. Jika seorang da'i telang memiliki dua hal tersebut, maka jamaah akan menjadikannya sebagai panutan atau suri tauladan yang baik. Profesionalisme membutuhkan dua persyaratan, yaitu komitmen atau kesetiaan (ketaatan), dan kecintaan terhadap profesi serta keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dan keterampilan khusus. Kedua tuntutan ini bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Jika keduanya salah, uang  tidak lagi dapat berfungsi sebagai alat tukar. Sekalipun da'i memiliki pengetahuan dan keahlian yang luar biasa, jika da'i tersebut tidak lagi berpedoman pada kejujuran dan kepercayaan dalam aktivitas profesional, ia akan didiskualifikasi sebagai seorang profesional.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun