Mohon tunggu...
M. Azka Gulsyan
M. Azka Gulsyan Mohon Tunggu... -

Penulis saat ini beraktivitas sebagai Peneliti Tamu di Div. Political and Economic Dynamics, Center for Southeast Asian Studies, Kyoto University; alumnus Perencanaan Wilayah dan Kota ITB

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membaca Kembali Deliar Noer: Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942 (Bagian 1)

19 Februari 2017   20:59 Diperbarui: 19 Februari 2017   21:30 2943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

     Gerakan modernisasi Islam selalu menimbulkan perdebatan yang hangat, termasuk pada hari ini. Di satu sisi, ada keinginan kuat dari umat Islam untuk mengejar ketertinggalan yang dialaminya atau mengggapai kembali kejayaan yang pernah ada di tangannya; di sisi lain, terdapat resistensi yang tidak sedikit terhadap perubahan atas apa yang telah terlanjut mengakar. Di samping itu, tantangan juga hadir dari pihak lain di luar umat yang merasa terancam akan gerakan tersebut, yang juga menjadi tantangan tidak mudah dilewatkan. Berbagai hal tersebut selalu bervariasi dalam tiap-tiap masa, tetapi terliat terdapat satu pola yang dapat ditarik, khususnya dalam konteks Indonesia. Beberapa hal dapat disebut: antara gerakan Islam politik dan non-politik, antara golongan Islam pembaharu dan Islam tradisi, antara Islam dan nasionalis (sekuler atau netral agama), dan relasi gerakan Islam dengan penguasa (yang bukan dari golongan Islam).

     Buku dari Deliar Noer, “Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942” yang diterbikan oleh LP3ES pada tahun 1980 menjadi menarik dalam konteks tersebut, karena Noer memotret fenomena gerakan modernisasi Islam yang terjadi pada masa-masa krusial. Masa tersebut (1900-1942) merupakan periode di mana arus modernisasi yang sedang melanda dunia, yang dimulai dari dunia Barat, dan memasuki tanah air untuk pertama kalinya. Maka dapat dikatakan gerakan modern Islam pada masa ini merupakan yang pertama diupayakan di Indonesia, sehingga kita dapat melihat bahwa terdapat pola-pola umum yang pada masa itu diwariskan hingga masa sekarang. Karenanya buku ini menjadi tetap menarik dan relevan untuk dibaca pada hari ini, yaitu untuk membaca pola-pola kontestasi gerakan (modern) Islam yang terjadi pada hari ini berdasakan apa yang diwariskan pada masa permulaan tersebut.

      Dorongan pembaharuan pada masa tersebut lahir dari kesadaran orang Islam Indonesia, mengutip langsung dari Noer, “bahwa mereka tidak akan mungkin berkompetisi dengan kekuatan-kekuatan yang menantang dari pihak kolonialisme Belanda, penetrasi Kristen dan perjuangan untuk maju di bagian-bagian lain di Asia apabila mereka terus melanjutkan kegiatan dengan cara-cara tradisional dalam menegakkan Islam. Mereka mulai menyadari perlunya perubahan-perubahan, apakah ini dengan menggali mutiara-mutiara Islam dari masa lalu yang telah memberi kesanggupan kepada kawan-kawan mereka seagama di Abad Tengah untuk mengatasi Barat dalam ilmu pengetahuan serta dalam memperluas daerah pengaruh, atau dengan mempergunakan metode-metode baru yang telah dibawa oleh Indonesia oleh kekuasaan kolonial serta pihak misi Kristen”. Kita akan melihat bagaimana pergerakan pembaharuan tersebut berlangsung, dari yang berbentuk gerakan sosial-pendidikan hingga politik, dan bagaimana hubungan yang terbangun dari gerakan tersebut dengan kelompok Islam tradisi, nasionalis sekuler/netral agama, serta dengan pemerintahan Belanda. Suatu pembacaan kembali yang kita butuhkan hari ini, mengingat mulau tumbuhnya gejolak pergerakan pada waktu-waktu belakangan ini dalam tubuh umat Islam. Pembacaan kembali ini dapat menjadi suatu refleksi bagaimana kita sebaiknya bersikap atas fenomena tersebut.

(berlanjut..)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun