Masa kelahiran Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab pada tanggal 13 Rajab 23 SH/ 599 M. Dan ia dilahirkan 10 tahun seblum dimulainya masa kenabian Muhammad. Nama asli Ali yaitu Assad bin Abu Thalib,karena Assad itu memiliki arti yaitu singa,dan ini adalah salah satu harpan keluarga Abu thalib untuk mempunyai keturunan atau penerus yang dapat menjadi tokoh yang pemberani dan disegani dikalangan quraisy mekkah. Ayah Ali bin Abi Thalib bernama Abu Thalib yaitu salah satu paman dari Rasulullah SAW, dan ibunya bernama Fatimah binti Asad.
Masa Remaja Ali bin Abi Thalib
Ketika masa Muhammad menerima wahyu, ada beberapa riwayat -- Riwayat menjelaskan bahwa Ali adalah salah satu lelaki yang pertama mempercayai wahyu tersebut atau orang yang ke 2 setelah istri tercinta Rasulullah yaitu khodijah.
Pada masa itu, Ali berusia sekitar 10 tahun.Saat wahyu turun itu Ali lebih banyak belajar langsung dengan Muhammad karena sebgai anak asuh, berkesempatan selalu dekat dengan Nabi dan hal in berkelanjutan hingga Ali menjadi menantu Nabi.
Masa kehidupan di Mekkah sampai hijrah ke Madinah
Pada saat itu Ali bin Abi Thalib tidur dikamar Nabi Muhammad untuk mengelabui orang-orang quraisy yang akan menggagalkan perjalanan hijrah Nabi Muhammad. Dan saat Ali tertidur dikamar Nabi Muhammad, beliau menampakan kesan Nabi yang tidur dan sehingga waktu pagi tiba orang-orang quraisy menyadari bahwa yang tertidur dikamar tersebut ialah Ali bin Abi Thalib bukan Nabi Muhammad SAW. Dan Nabi pun bisa bebas dari orang- orang quraisy untuk perjalanan beliau ke Madinah Bersama Abu Bakar As-shidiq.
Masa Kehidupan Ali bin Abi Thalib di Madinah
Pernikahan
Setelah masa hijrah dan Ali pun menetap di Madinah, dan Ali dinikahkan oleh Nabi dengan putri kesayangannya ialah Fatimah az-Zahra. Karena Ali adalah sahabat Nabi yang paling pertam mempercayai kenabanian Muhammad setelah istri tercinta ialah siti khodijah.
Julukan
Ali bin Abi Thalib mempunyai beberapa julukan antara lain adalah Amirul Mukminin, Maula Mukminin (pemimpin kaum mukminin), Zauj al-Batul (suami Fatimah), Syaifullah al-Maslul (pedang Allah yang tangkas), Amir al-Bararh ( pembasni orang- orang yang berlaku jahat). Selain itu ada juga sebutan lainnya adalah Al-Faruq (pemisah antara yang hak dan batil), dan masih banyak lagi julukan untuk Ali bin Abi thalib.
Peperangan yang diikuti Ali bin Abi Thalib pada masa Nabi SAW
Perang Badar
Perang pertama yang diikuti Ali setelah ia menikah dengan Fatimah. Dalam perang ini ada sahabat yang mnegikuti ialah Abbad bin Bisyr, Abdullah bin Abdul Asad, Abdullah bin Jahsy, Abdullah bin Mas'ud, Abdurrahman bin Auf, Abu Ayyub al-Anshari, Abu Lubabah bin Abdul Mundzir. Yang dimana perang tersebut dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad dengan membawa 313 orang dengan melawan pasukan Quraisy 1.000 pasukan. Dan perang ini berhasil dimenangakan oleh umat muslim
Perang Khandaq
Kemudian yang kedua itu perang khandaq yang menjadi saksi nyata keberania Ali bin Abi Thalib. Perang tersebut pertempuran antara kaum muslim di Madinah dengan pasukan sekutu kaum quraisy dan yahudi
Perang Khaibar
Perang kahibar adalah Perjanjian Hudaibiyah yang memuat perjanjian perdamaian antara kaum Muslimin dengan Yahudi, dikemudian hari Yahudi mengkhianati perjanjian tersebut sehingga pecah perang melawan Yahudi yang bertahan di Benteng Khaibar yang sangat kukuh, biasa disebut dengan perang Khaibar.
Kemudian, pada saat itu para sahabat tidak mampu untuk membuka benteng khaibar, sampai akhirnya Nabi Muhammad mengatakan : " Besok, akan aku serahkan bendera kepada seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta Allah dan Rasul-Nya pun mencintai dia.
Allah akan membukakan dan memenangkan pertempuran ini melalui tangannya". Maka setelah itu, para sahabat pun berangan-angan untuk mendapatkan anugerah kehormatan tersebut.
Namun yang mendapatkan kehormayan tersebut ialah Ali bin Abi Thalib dan Ali pun mampu mengahancurkan benteng khaibar tersebut dan berhasil membunuh soerang prajurit yang terbilang sangat jagoan dan pemberani ialah bernama Marhab. Lalu Ali menebasnya dengan sekali pukul hingga terbelah menjadi dua bagian.
Peperangan lain
Ali hamper semua peperangan yang dia ikuti, kecuali dengan perang tabul ia tidak mengikuti karena ia mewakilkan Nabi Muhammad untuk memimpin kota Madinah.
Masa Setelah Nabi Wafat
Setelah Nabi Muhammad Saw wafat perbedaan pendapat mulai terlihat. Abu Bakar diangakta sebagi khalifah selanjutnya setelah wafatnya Nabi, namun tidak disetujui oleh keluarga Nabi ahlul bait dan pengikutnya. Adapun beberapa riwayat berbeda pendapat waktu pembaiatan Ali bin Abi Thalib terhadap Abu Bakar sebagai khalifah pengganti Rasulullah.
Karena ada yang meriwayatkan bahwa setelah Nabi dimakamkan, ada pun yang beberapa hari setelahnya. Kemudian Riwayat yang terbanyak adalah Ali membaiat Abu Bakar setelah Fatimah wafat yaitu sekitaran 6 bulan setelah wafatnya Rasulullah demi mencegah perpecahan dalam ummat.
Adapun yang mengatakan bahwa Ali belum pantas untuk menjadi khalifah karena umur ia yang sangant muda, dan ada pula yang mengatakan bahwa kekhalifahan dan kenabian sebaiknya tidak berada ditangan Bani Hasyim.
Masa Ali bin Abi Thalib Sebagai Khalifah
Ali sebagai khalifah setelah khalifah Utsman bin Affan. Yang dimana Utsma bin Affan wafat karena ada peristiwa pembunuhan terhadapnya dan mengakibatkan kekritisan diseluruh dunia Islam yang dimana waktu itu sudah mencapai ke Persia dan Afrika Utara. Sebelumnya Ali menolak untuk dibaiat sebagai khalifah, tetapi Zubair bin Awwan dan Thalhah bin Ubaidillah memesak ia untuk diabiat, pada akhirnya ia menjadi khalifah dan Ali menjabat sebagai khalifah itu selama sekitar 5 tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!