Mohon tunggu...
Azka Aulia Firdausa
Azka Aulia Firdausa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Muncul Tren "All Eyes on Papua" di Medsos Apa Maksudnya?

5 Juni 2024   09:54 Diperbarui: 5 Juni 2024   09:59 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster "All Eyes on Papua yang ramai di media sosial". Ada apa sebenarnya hingga tagar dan poster ini ramai dibicarakan? 

Tren "All Eyes on Papua" yang sedang viral di media sosial telah menarik perhatian masyarakat luas terhadap isu-isu yang dihadapi oleh masyarakat Papua. Belakangan ini poster bertuliskan "All Eyes On Papua" menyebar di media sosial dan tagar #AllEyesonPapua menjadi trending topik teratas. Gerakan ini digagas oleh berbagai organisasi masyarakat sipil dan aktivis lingkungan sebagai respons kepedulian terhadap hutan Papua yang disebut akan dijadikan lahan perkebunan sawit. Poster ini menyebar di medsos X dan Instagram yang viral dengan total 1,1 juta views dan 47,1 ribu like.

Mengapa tren ini begitu penting?

Tren "All Eyes on Papua" menunjukkan bahwa masyarakat luas mulai memperhatikan isu-isu yang dihadapi oleh masyarakat Papua. Tren ini juga menunjukkan bahwa masyarakat luas mulai memperhatikan pentingnya pelestarian lingkungan dan perlindungan hak asasi manusia. Tujuan utama gerakan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya hutan adat dan hak-hak masyarakat adat Papua. Dengan memanfaatkan media sosial, gerakan ini berusaha untuk mendorong masyarakat luas untuk mendukung perjuangan masyarakat adat Papua dalam mempertahankan warisan alam dan budaya mereka.

Latar belakang gerakan "All Eyes on Papua" adalah konflik lahan yang sedang terjadi di Papua. Masyarakat adat Marga Moro dan Suku Awyu didampingi oleh Koalisi Selamatkan Hutan Adat Papua menggungat izin lingkungan kebun sawit PT Indo Asiana Lestari (PT IAL). Mereka menolak dengan tegas rencana pembabatan hutan seluas 36 ribu hektar itu. Apabila proyek tersebut terlaksana, hutan adat yang selama ini merupakan sumber penghidupan bagi mereka akan hilang, kehidupan mereka terancam.

Petisi tersebut menjelaskan bahwa menghilangkan hutan alam dengan luas separuh Jakarta adalah suatu bencana. Hilangnya rimba Papua untuk proyek perkebunan sawit PT IAL akan menghilangkan emisi 25 juta ton CO2, yang sama dengan menyumbang 5 persen dari tingkat emisi karbon tahun 2030. Dampaknya tidak hanya di Papua, tetapi juga ke seluruh dunia.

Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Mendukung Gerakan ini ?

Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mendukung Gerakan "All Eyes on Papua" :

  • Menyebarluaskan informasi tentang Gerakan "All Eyes on Papua" dan isu terkait kepada keluarga, teman, dan media sosial.
  • Mendukung organisasi yang bekerja untuk melindungi hutan adat dan hak-hak masyarakat adat Papua.
  • Hindari membeliproduk yang berasal dari perusahaan yang terlibat dalam perusakan hutan adat.

Penting untuk diingat bahwa gerakan ini bukan hanya tentang Papua, tetapi juga tentang masa depan planet kita. Hutan adat di seluruh dunia memainkan peran penting dalam menjaga keanekaragaman hayati dan kelestarian lingkungan. Dengan melindungi hutan adat, kita melindungi masa depan planet kita.

#AllEyesonPapua

#SaveOurPlanet

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun