Mohon tunggu...
Azka Alvina
Azka Alvina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Interested in art

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kewajiban Orang Tua terhadap Anak

25 November 2024   21:15 Diperbarui: 25 November 2024   21:29 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Pendahuluan

Puji dan syukur selalu kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan oleh-Nya kepada kita semua, termasuk memiliki keluarga yang baik, badan yang sehat, serta rezeky yang cukup. Hal ini merupakan sarana yang diberikan Allah SWT untuk melancarkan ibadah kita, sebagaimana diterangkan dalam riwayat hadis berikut :

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا. (رواه الترمذي)

"Barang siapa di pagi hari kalian aman dalam keluarganya, sehat dalam badannya dan di sisinya memiliki makanan, maka seakan-akan dunia dikumpulkan baginya."

Bagi kita yang sudah berkeluarga, dengan adanya istri dan anak-anak yang selalu mendampingi kegiatan keseharian kita, melancarkan ibadah kita, bahkan menolong terhadap kesulitan yang kita hadapi, akan menjadi kekuatan yang begitu besar dan harta yang tidak tergantikan.

Istri yang sholihah adalah harta yang paling berharga yang dimiliki oleh seorang suami, begitu pula anak yang sholih-sholihah merupakan hiasan terindah yang paling membanggakan bagi kedua orang tuanya. Sebagaimana diterangkan dalam hadis berikut :

الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ. (رواه مسلم)

"Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah."

Harus disadari bahwa anak merupakan amanah besar yang dititipkan Allah SWT kepada orang tuanya. Maka sudah menjadi ketentuan bahwa orang tua memiliki kewajiban besar untuk menjadikan anak-anaknya menjadi anak yang sholih-sholihah. Amanah ini akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT kelak ketika kita sudah menghadap kepada-Nya. Sebagaimana diterangkan dalam riwayat hadis berikut :

أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ... (رواه البخاري)

"Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin, penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan istri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka..."

B. Kewajiban Orang Tua terhadap Anak

Tumbuh kembang dan pemikiran seorang anak banyak dipengaruhi faktor kepedulian, pengawasan, dan perhatian kedua orang tuaya. Hakikinya setiap anak yang terlahir ke dunia ini mengikuti fitroh kedua orang tuanya, sebagaimana diterangkan dalam hadis berikut:
ما مِن مَوْلُودٍ إلَّا يُولَدُ علَى الفِطْرَةِ، فأبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أوْ يُنَصِّرَانِهِ، أوْ يُمَجِّسَانِه… (رواه مسلم)

“Setiap anak terlahir dengan keadaan fitrah (tidak berdosa), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi.”

Agar anak-anak kita bisa tumbuh berkembang menjadi anak yang sehat serta bisa berhasil dunia akhiratnya, maka sebagai orang tua harus melakukan upaya semaksimal mungkin demi kesuksesan putra-putrinya. Beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah:

1) Berupaya merawat dan mencukupi kebutuhan pokok hidup anak.

Semenjak seorang ibu melahirkan bayi, maka saat itu pula Allah SWT menurunkan rezeky bagi anak tersebut melalui ibunya, yaitu dengan keluarnya air susu ibu. Dari beberapa penelitian para ahli menyatakan bahwa air susu yang keluar pertama kali dari seorang wanita yang baru melahirkan mengandung zat antibodi terbaik yang membantu kekebalan tubuh seseorang. Maka akan sangat bermanfaat jika seorang bayi secara eksklusif mendapatkan asupan makanannya dari air susu ibu tersebut. Hal ini juga diterangkan Allah SWT dalam firman-Nya:

وَالْوٰلِدٰتُ يُرْضِعْنَ اَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ اَرَادَ اَنْ يُّتِمَّ الرَّضَاعَةَۗ… (البقرة : ٢٣٣)

“Ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna.”

Agar kelak anak tersebut tumbuh menjadi anak yang sholih-sholihah, maka sejak dini orang tua harus berupaya mengikuti sunnah Rasulullah SAW dalam menjaga tumbuh kembang putra-putrinya, dengan mempraktikkan tuntunan Rasulullah SAW. Seperti yang diterangkan dalam beberapa hadis di bawah ini:

رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَذَّنَ فِي أُذُنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ حِينَ وَلَدَتْهُ فَاطِمَةُ بِالصَّلَاة. (رواه ابو داود) 

“Aku melihat Rasulullah SAW mengumandangkan adzan layaknya adzan shalat pada telinganya Hasan bin Ali ketika dilahirkan oleh Fatimah.”

كُلُّ غُلَامٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُسَمَّى . (رواه ابو داود)

“Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelih untuknya pada hari ketujuh, rambutnya dicukur dan diberi nama”

إنَّ أحبَّ أَسْمَائِكُمْ إِلَى اللهِ عَبْدُ اللهِ وَعَبْدُ الرَّحْمٰنِ . (رواه مسلم)

“Sesungguhnya lebih disenanginya beberapa nama kalian bagi Allah SWT adalah Abdullah dan Abdurrahman”

Orang tua juga memiliki tanggung jawab memberikan makanan sehat yang cukup dan bergizi kepada putra-putrinya dari hasil kerjanya yang halal. Anak-anak yang hidupnya tumbuh dengan sesuatu yang halal akan diberi Allah SWT kebarokahan. Akan tetapi sebaliknya, seseorang yang hidupnya tumbuh dari sesuatu yang haram, maka Allah SWT mencabut kebarokahan dari dirinya, seperti yang tertuang di dalam dalil berikut:

كُلُّ لَحْمٍ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ . (رواه الطبراني)

“Setiap daging yang tumbuh dari barang haram maka neraka lebih berhak dengannya.”

Maka sebagai tanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya harus berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan makanan yang sehat dan halal, pakaian yang pantas dan syar'i, tempat tinggal yang layak dan mampu melindunginya dari bahaya. Hal ini menjadi kebutuhan pokok hidup bagi anak agar tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat lahir dan batin, serta menjadi anak yang sholih-sholihah.

2) Selalu memberikan nasehat dan bimbingan

Seorang anak akan menjadi dewasa dalam berpikir tergantung dari apa yang dilihat dan didengar dari sekitarnya. Orang tua tentu berharap agar anak-anaknya tumbuh dewasa dengan pola pikirnya orang yang sholih. Maka kedua orang tua harus selalu memberikan nasehat dan bimbingan kepada putra-putrinya mulai dari tentang aqidah, ibadah, muamalah, akhlak, hingga adabnya. Hal ini sebagaimana yang telah dipraktikkan oleh Luqman Al–Hakim, orang sholih yang diterangkan dalam Al-Qur’an:

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِۗ اِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ. (لقمان:١٣)

“Dan ceritakanlah (Muhammad) ketika Luqman berkata kepada anak laki-lakinya, ketika dia memberi nasehat kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya menyekutukan Allah adalah aniaya yang besar.” 

يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ۝١٧ وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ ۝١٨ وَاقْصِدْ فِيْ مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَۗ اِنَّ الْاَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيْرِࣖ ۝١٩ (لقمان١٧ـ١٩)

“Wahai anakku! Tegakkanlah sholat dan perintahlah dengan kebaikan dan mencegahlah dari kemungkaran dan bersabarlah atas sesuatu yang menimpa kepadamu, sesungguhnya demikian itu adalah tetapnya perkara (perkara yang seharusnya ditetapi). Dan janganlah engkau memalingkan wajahmu dari manusia dan janganlah engkau berjalan di muka bumi dengan sombong, sesungguhnya Allah tidak senang pada setiap orang yang sombong lagi congkak. Dan pelan-pelanlah ketika berjalan dan rendahkanlah suaramu, sesungguhnya lebih diingkarinya/dibencinya dari beberapa suara adalah suara himar.”

Di dalam memberikan nasehat dan bimbingan terhadap anak, orang tua hendaknya juga bisa memahami karakter dari putra-putrinya. Orang tua tentu sudah memahami dari kesekian putra-putrinya memiliki sifat dan kebiasaan yang berbeda-beda. Maka seharusnya orang tua dalam memperlakukan putra-putrinya, menasehatinya, membimbingnya, harus sesuai dengan karakternya masing-masing. Terkadang seorang anak merasa tidak nyaman jika selalu dibandingkan dengan saudaranya yang lain. Sehingga jika dia sudah merasa tidak nyaman maka akan sulit menerima nasehat dari orang tuanya, meskipun nasehat itu berisi sesuatu yang baik dan menguntungkan bagi dia. Hal ini tentu sangat tidak diharapkan oleh orang tua. Maka ketika akan memberikan nasehat, bimbingan, arahan, sebaiknya orang tua melihat situasi dan saat yang tepat, enak, dan nyaman.

3) Memilihkan guru dan tempat Pendidikan yang terbaik.

Anak-anak yang terlahir dan hidup di zaman akhir seperti saat ini tentunya dalam mempertahankan keimanannya akan mengalami cobaan yang jauh lebih besar daripada generasi sebelumnya. Paket cobaan yang akan mereka alami mengikuti kondisi perkembangan zaman yang mereka jumpai. Bahkan akan datang suatu zaman di mana berubahnya keimanan. Kepahaman seseorang akan sangat cepat dan tak terduga. Maka ilmu agama yang muhlislah yang mampu menjaga orang-orang yang hidup di zaman seperti itu. Sebagaimana petunjuk Rasulullah SAW dalam hadits berikut:

سَتَكُوْنُ فِتَنٌ يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيْهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِيْ كَافِرًا إِلَّا مَنْ أَحْيَاهُ اللهُ بِلْعِلْمِ. رواه ابن ماجه

“Akan ada fitnah (zaman rusak), pagi hari seorang laki-laki keadaan orang yang beriman dan sore hari keadaan orang yang kafir kecuali orang yang dihidupkan oleh Allah dengan ilmu.”

Membekali anak dengan ilmu tentunya adalah upaya yang tidak mudah, yang tidak bisa dilakukan oleh semua orang tua. Ada keteladanan orang soleh zaman Rasulullah SAW yang bisa ditiru, yaitu Umi Sulaim yang diterangkan dalam hadis berikut:

جَاءَتْ بِيْ أُمِّيْ أُمُّ أَنَسٍ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ أَزَّرَتْنِيْ بِنِصْفِ خِمَارِهَا، وَرَدَّتْنِيْ بِنِصْفِهِ فَقَالَتِ: يَا رَسُوْلُ اللهِ، هٰذآا أُنَيْسٌ إِبْنِيْ أَتَيْتُكَ بِهِ يَخْدُمُكَ فَادْعُوْا اللهِ لَهُ فَقَالَ: اللّٰهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ قَالَ أَنَسٌ: فَوَاللهِ إِنَّ مَالِيْ لَكَثِيْرُ وَإِنَّا وَلَدِيْ وَوَلَدَ وَلَدِيْ لَيَتَعَادُّوْنَ عَلَى نَحْوِ الْمِئَاتِ، الْيَوْمَ. (رواه مسلم)

“Ibuku yaitu Umu Anas datang denganku kepada Rasulullah SAW dan ibu telah memberi pakaian bawah kepadaku dengan separuh kerudungnya dan menyelimutiku dengan separuh kerudungnya. Ibu berkata, “ Ya Rasulullah ini adalah Anas kecil, anak laki-lakiku, aku datang kepadamu dengan Anas yang akan melayanimu, maka berdoalah kepada Allah untuk Anas.” Lalu Nabi berdoa,”Ya Allah berilah untuk Anas; anak dan harta yang banyak.” Anas berkata, “Demi Allah, sesungguhnya hartaku niscaya banyak dan anakku serta anak-anaknya anakku (cucu) terhitung kira-kira mencapai 100 di hari ini.” 

Untuk memastikan anak-anak mendapatkan ilmu yang baik, orang tua memiliki peran penting dalam memilih dan mencarikan pendidikan yang sesuai. Pendidikan yang tepat tidak hanya mencakup aspek akademik tetapi juga pembentukan karakter, akhlak, dan keterampilan hidup. Orang tua juga harus bisa memotivasi dan membiayai putra-putrinya agar memperoleh bekal pendidikan yang terbaik.

4) Mengarahkan memilih teman bergaul yang baik

Sama-sama kita ketahui bahwa teman bergaul seseorang akan banyak terhadap orang tersebut. Ketika seseorang bergaul dengan orang yang sholih maka kebaikanlah yang akan dia peroleh, sebaliknya ketika seseorang bergaul dengan orang yang jelek akhlaq dan perbuatannya, maka dampak jelek pula yang akan diterima. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam hadis-hadis berikut:

الرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَلِلُ. (رواه ابو داود)

“Seorang laki-laki itu menetapi kebiasaan teman dekatnya, maka hendaklah ia melihat siapa yang menjadi teman dekatnya”

إِنَّما مثَلُ الجلِيس الصَّالِـحِ وَجَلِيسِ السُّوءِ . كَحَامِلِ المِسْكِ ، وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحامِلُ المِسْكِ ، إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ ريحاً طيِّبةً . ونَافخُ الكيرِ إِمَّا أَن يحْرِقَ ثيابَكَ وإمَّا أنْ تجِدَ مِنْهُ ريحاً مُنْتِنَةً. (رواه ابو البخاري)

“Perumpamaan teman duduk yang sholih dan yang buruk adalah seperti pembawa (penjual) minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun pembawa (penjual) minyak wangi, bisa jadi dia akan memberimu minyak wangi, atau engkau membeli darinya, atau engkau akan mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan tukang pandai besi, bisa jadi dia akan membakar pakaianmu, atau engkau mendapatkan bau yang tidak sedap.”

Sebagai orang tua harus berupaya ekstra untuk bisa mengarahkan putra-putrinya dalam memilih teman bergaul. Mulai dari teman pergaulan di sekolah, kampus, tempat kerja, atau bahkan teman pergaulan di media sosial. Hal terpenting yang harus diperhatikan dari teman bergaul putra-putrinya adalah tentang kefahaman agamanya, budi pekertinya, semangat belajarnya, serta jiwa kemandiriannya.

Tidak jarang anak yang awalnya menurut, sopan, dan semangat dalam bekerja, akhirnya berubah menjadi anak yang liar, menjadi anak yang durhaka, dan juga menjadi anak yang malas. Semua terjadi akibat dari salah memilih teman bergaul. Hal ini tentu akan membuat kecewa bagi kedua orang tuanya, menjadi beban pikiran yang sangat berat semasa hidupnya, serta yang paling berat tentu hal itu akan menjadikan beratnya hisaban di hadapan Allah SWT. Sebelum semuanya terlambat, orang tua agar lebih teliti dalam memantau teman pergaulan putra-putrinya, ada upaya komunikasi dengan orang lain untuk memastikan putra-putrinya telah bergaul dengan orang-orang yang sholih.

5) Selalu berdoa untuk kebaikan anak.

Ketika orang tua mampu mencukupi kebutuhan lahiriah anak-anaknya sehingga pantas dan hidup layak, maka itu bisa menjadi kebanggaan tersendiri. Namun hal itu, di saat dan kondisi tertentu terkadang tidak mampu dilakukan orang tua. Ada sesuatu yang nilainya melebihi semua itu dan pasti bisa diberikan semua orang tua kepada semua putra-putrinya, yaitu cinta, kasih, ridho, dan doa. Doa yang baik dari orang tua yang selalu dipanjatkan kepada Allah untuk putra-putrinya akan mengiringi kesuksesan, kemudahan, dan kebarokahan hidup putra-putrinya, karena doa orang tua termasuk doa yang pasti akan dikabulkan oleh Allah SWT. Sebagaimana diterangkan dalam hadis berikut:

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ، لاَشَكِّ فِيْهِنَّ : دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ،  وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ اْلوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ. (رواه الترمذي)

“Tiga doa yang pasti akan dikabulkan, tidak diragukan lagi dalam (terkabulnya) ketiganya, yaitu: doanya orang yang dianiaya, doanya musafir orang yang (bepergian), dan doanya orang tua terhadap anaknya.”

Sebagai orang tua hendaknya selalu mengiringi setiap langkah putra-putrinya dengan doa. Ketika hendak berangkat sekolah, kuliah, atau bekerja, lepaskan kepergian mereka dengan doa kebarokahan. Di waktu dan tempat-tempat yang mustajab, orang tua jangan lupa untuk memanfaatkan dan menyempatkan berdoa kepada Allah SWT demi kesuksesan dan kebarokahan putra-putrinya. Dengan contoh-contoh doa sebagai berikut:

  • Ya Allah, jadikanlah anak-anak kami menjadi anak-anak yang sholih dan sholihah yang ahli ibadah dan berakhlakul karimah.
  • Ya Allah, jauhkanlah anak-anak kami dari perbuatan-perbuatan dosa, perbuatan-perbuatan maksiat, perbuatan-perbuatan yang menyebabkan hina dan tercela di dunia dan akhirat
  • Ya Allah, jadikanlah anak-anak kami menjadi anak-anak yang ahli ilmu, baik ilmu dunia dan ilmu akhirat
  • Ya Allah, jadikanlah anak-anak kami selalu berbakti, menghormati, dan taat kepada kedua orang tua dan menjadi jariyah bagi kedua orang tua
  • Ya Allah, jadikanlah anak-anak kami berhasil dan sukses dalam mencapai cita-cita yang luhur untuk keberkahan hidupnya di dunia dan akhirat

Aamiin.. aamiin Ya Rabbal 'Alamiin..

C. Penutup

Memiliki anak yang sholih-sholihah merupakan dambaan semua orang tua. Dengan diuraikannya tulisan ini, semoga kita semua bisa menetapi kewajiban sebagai orang tua sehingga kelak ketika sudah di hadapan Allah mendapatkan pahala dan derajat yang tinggi di sisi-Nya, berhasil masuk surga dan selamat dari api neraka. Aamiin. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun