Setelah deklarasi capres-cawapres ditetapkan, saya semakin tergelitik untuk menelaah dan mencari tahu background maupun track record kedua pasang capres-cawapres ini. Kali ini saya hanya fokus untuk kepo terhadap capresnya saja karena bagaimanapun juga di tangan salah satu dari 2 kandidat yang ada nasib Indonesia 5 tahun ke depan ini akan terjawab.
Kedua capres ini masing-masing memiliki fans yang loyal terbukti dengan bermacam komentar yang bersliweran termasuk di kompasiana ini. Jujur, saya bukan termasuk fans dari keduanya, tapi saya amat tertarik dengan polemik yang terjadi khususnya di dunia maya saat ini. Sampai detik inipun saya masih berusaha untuk mengumpulkan informasi objektif sebanyak-banyaknya.
Tapi ternyata hal ini cukup sulit dilakukan mengingat banyaknya black campaign yang merajalela. dimulai dari isu SARA, petugas partai yang hanya dianggap boneka, sampai isu konspirasi kapitalis yang membelit salah satu capres, kemudian isu pelanggaran HAM yang melingkupi salah seorang lagi. Semua itu membuat saya berpikir lagi, apakah memang ini realita atau sebatas kabar burung yang tak jelas saja.
Di dalam ajaran agama saya disebutkan bahwa membicarakan orang lain apabila yang dibicarakan merupakan kebenaran maka termasuk menggunjing dan apabila yang dibicarakan ternyata salah maka menjadi fitnah. Padahal yang selama ini terjadi adalah kedua hal itu (menggunjing dan fitnah) telah dilakukan oleh sebagian dari masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim.
Saya hanya bisa menghimbau, sebagai bagian dari bangsa Indonesia mari kita sama-sama mendinginkan kepala sejenak dari polemik yang rumit ini,hentikan dulu segala caci maki yang akan terlontar. Kumpulkan info sebanyak-banyaknya dari sumber yang terpercaya kemudian pikirkan dengan obyektif siapakah yang pantas dipilih untuk memimpin Indonesia tercinta ini, sang mantan jenderal atau sang mantan walikota? Setiap pilihan pasti ada konsekuensi dan pertanggungjawabannya sedangkan perbedaan merupakan bagian dari Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi semboyan negara ini, tak perlu lah sampai saling menghujat dan mencari-cari kesalahan orang lain,Mari menjadi pemilih yang cerdas dan santun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H