Mohon tunggu...
Muhammad Azizul Ghofar
Muhammad Azizul Ghofar Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat/Peneliti

Mahasiswa yang aktif diberbagai organisasi serta pengamat terorisme, separatisme, dan isu-isu trategis lainnya masa kini.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kolaborasi Pendidikan Berbasis Pengetahuan, Moral, dan Teknologi

24 November 2015   10:18 Diperbarui: 24 November 2015   11:44 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Pendidikan merupakan tonggak awal bagi kemajuan suatu bangsa di masa yang akan datang. Sistem pendidikan yang diterapkan pada suatu lembaga pendidikan akan sangat berpengaruh pada kualitas lulusan peserta didiknya. Peserta didik lah yang nantinya akan menjadi generasi penerus untuk memimpin bangsa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sehingga, kolaborasi antara sistem pendidikan dengan minat peserta didik harus disesuaikan. Karena apabila peserta didik tidak berminat dengan sistem pemdidikan yang diterapkan akan berdampak pada peserta didik tidak dapat menerima secara maksimal materi yang diberikan ketika mengampu pendidikan.

Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa sangat memerlukan kualitas pendidikan yang baik guna memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas. Kedepan pendudukan Indonesia akan terus bertambah. Seiring dengan bertambahnya penduduk, pemimpin yang cerdas juga diperlukan guna memimpin Indonesia di masa yang akan datang yang lebih baik. Pemimpin yang cerdas tentunya lahir dari pengelolaan suatu pendidikan yang baik. Pendidikan untuk mencetak generasi yang dibutuhkan bukan hanya pendididkan pengetauan saja. Namun, pendidikan moral, agama, dan tingkah laku juga sangat menentukan kualitas lulusan peserta didik. Apabila seseorang memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi tanpa diimbangi dengan moral yang baik, yang terjadi adalah banyaknya tindak korupsi, kolusi, nepotisme, pencucian uang, dsb.

Penyeimbangan antara pendidikan berbasis pengetahuan, teknologi, dan moral sangat diperlukan guna menciptakan generasi-generasi yang kreatif, inovatif, serta professional yang akan menghasilkan karya terbaik bagi bangsa, negara, dan dunia.

  • Pendidikan Berbasis Pengetahuan

Pengetahuan sangat diperlukan bagi setiap manusia. Bahkan pepatah mengatakan “malu bertanya, sesat dijalan”. Pentingnya pengetahuan menunjukkan bahwa pengajar suatu lembaga pendidikan memiliki peran besar kepada peserta didik dalam menyalurkan pengetahuannya. Pelajaran yang diajarkan di lembaga pendidikan seperti Fisika, Biologi, Ekonomi, Kimia, Geografi, dsb akan sangat berguna bagi peserta didik ketika peserta didik telah bekerja dan berkeluarga. Kebanyakan dari peserta didik belum menyadari pentignya pengetahuan yang diajarkan para pengajar. Karena peserta didik hanya melihat materi dengan sebelah mata. Namun, apabila peserta didik melihat seluruh permasalahan kehidupan dengan dihungkan dengan meteri yang diajarkan para pengajar di lembaga pendidikan, dapat dipastikan peserta didik memahami pentingnya pengetahuan yang diajarkan dan lebih bersemangat untuk menimba ilmu. Pengajaran yang selama ini terlaksana ialah pengajar cenderung memberikan materi tanpa memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga peserta didik merasa materi yang diberikan kurang berguna bagi kehidupan. Pengajaran yang diminati peserta didik ialah dengan memberikan contoh nyata dalam kehidupan, sehingga materi yang diberkan dapat dirasa sangat penting dan akan tercipta dalam setiap benak peserta didik untuk menjadi orang yang berguna nantinya.

  • Pendidikan berbasis moral

Ilmu seseorang yang tinggi tanpa diimbangi dengan perangai dan moral yang baik akan berdampak buruk bagi negara maupun orang disekitarnya. Pendidikan moral kepada anak mulai anak usia dini sangat diperlukan guna pembentukan awal seorang anak untuk berperilaku sehari-hari. Pengenalan tentang nilai-nilai ketuhanan akan sangat berpengaruh dalam pembentukan moral untuk menanamkan makna kehidupan kepada anak. Orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam penanaman moral anak dimasa balita. Selain peranan orang tua, pendidikan berbasis pengetahuan hendakanya dikolaborasikan dengan pendidikan berbasis moral. Kolaborasi antara pendidikan berbasis pengetahuan dengan pendidikan berbasis moral seperti menghubungkan Biologi dengan hasil ciptaan Tuhan, Pendidikan nilai-nilai Pancasila dengan Pendidikan Agama, dsb. Sehingga diharapkan akan muncul dibenak para peserta didik bahwa pada hakekatnya kehidupan didunia hanyalah sementara, dan berbagai kegiatan yang merugikan orang lain dilarang oleh negara dan agama. Sehingga kedepannya diharapkan peserta didik tidak memiliki keinginan sekecil apapun untuk bertindak kriminal dalam bentuk apapun.

  • Pendidikan berbasis teknologi

Melihat kemajuan teknologi yang kian melesat di era tahun 2000 membuat semakin cepatnya informasi beredar disemua kalangan. Kolaborasi antara teknologi dengan pendidikan akan sangat bermanfaat untuk mencetak generasi mendatang yang lebih matang. Pendidikan berbasis teknologi dan dikolaborasikan dengan pendidikan berbasis pengetahuan akan sangat bermanfaat bagi peserta didik untuk lebih memahami materi yang disampaikan pengajar. Keingintahuan peserta didik akan teknologi akan sangat efektif apabila dimanfaatkan dengan memberikan nilai-nilai pendidikan didalam teknologi yang dipakainya. Seperti misalnya pembelajaran reaksi Kimia dengan melihat video, pembelajaran Geografi dengan memperliatkan fenomena asli di internet, dsb. Penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran diharapkan peserta didik akan lebih bersemangat untuk mencari tahu tentang materi yang diberikan pelajar. Namun, penggunaan teknologi informasi dalam proses pembelajaran harus diimbangi dengan pemahaman moral yang baik. Karena rentan penyelewengan teknologi informasi sangat tinggi terutama dikalangan remaja. Penyelewengan yang dimaksud seperti video porno, situs judi, situs prostitusi online, dsb. Sehingga, pengawasan yang lebih dibutuhkan untuk menjaga peserta didik ternodai dengan efek buruk perkembangan teknologi informasi.

Keseluruhan penjabaran diatas pada dasarnya peran agen sosialisasi yang sangat berpengaruh. Baik agen sosialisasi keluarga, lembaga pendidikan, maupun masyarakat sekitar. Sehingga, pola kehidupan anak dari kecil hingga dewasa akan memengaruhi perilaku anak tersebut ketika bekerja dan berkeluarga. Anak yang hidup dengan lingkungan preman akan berbeda tingkah lakunya dengan anak yang dihidup dengan lingkungan masjid, gereja, pondok pesantren, dsb. Anak yang hidup dengan lingkungan religius tentunya akan berperilaku lebih baik dengan anak yang hidup dengan lingkungan yang cenderung tidak teratur. Sehingga, dapat diartikan bahwa pola asuh orang tua kepada anaknya terutama dimasa balita sangat menentukan anak tersebut menginjak dewasa. Pola asuh orang tua yang dimaksud dimulai dari memilih lokasi tempat tinggal, memilih lembaga pendidikan bagi sang anak, dsb. Karena pondasi didikan seorang anak akan sangat berpengaruh pada pembangunan didikan anak selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun