Rocky Gerung menjadi sosok yang sangat kritis terhadap pemerintahan Jokowi-Amin. Berulang kali kritikan yang disampaikan sangat pedas bahkan tanpa tanggung-tanggung menyingung Jokowi. Tidak hanya kepada Jokowi, ia juga kerap kari melontarkan kritikan pedas kepada buzzer yang kerap kali berhadapan dengannya saat mengkritik Jokowi.
Ia juga beberapa kali dilaporkan ke polisi karena masalah kritikan, namun ajaibnya Rocky Gerung masih terlalu pintar melawan buzzer yang mencoba memenjarakannya. Berbeda dengan tokoh lain yang sama kritisnya namun nasibnya harus masuk penjara. Rocky Gerung tahu bagaimana menghadapi para buzzer dengan olah kata yang diucapkannya sehingga bisa menghindari jebakan masuk penjara.
Pada awalnya ia hanya sosok pemikir biasa yang mendirikan Setara Institut, sebuah wadah pemikir di bidang demokrasi dan hak asasi manusia, pada 2005. Pemikirannya mulai terkenal semenjak berkali-kali masuk ILC dan kerap mengkritik Jokowi. Gaya kritikan yang pedas cenderung frontal membuat namanya kian melambung tinggi.
Pernyataan yang kerap ia ucapkan sering berbentuk "satire" atau sindiran. Sangat lihai melihat keadaan dan mencari celah untuk menyindir yang membuat lawannya 'kebakaran jenggot'. Inilah yang terkadang membuat lawannya tidak tenang sehingga tersulut emosi dan tanpa sadar malah masuk permainan Rocky Gerung.
Mereka sebenarnya hanya terjebak dengan kata-kata yang dilontarkan Rocky Gerung. Olah kata yang manis bagi oposisi dan pedas bagi pemerintah membuat pendukung Jokowi mudah terpancing. Membalas kritikan terkesan emosional dan memposisikan diri seolah-olah tidak mampu membalas nalar Rocky Gerung. Apalagi setiap pernyataan pendukung Jokowi ia menanggapi dengan santai membuat membuat persepsi publik menganggap Rocky Gerung sangat cerdas.
Permainan itulah yang membuat nama Rocky Gerung semakin meroket dengan mencari celah atau kelemahan Jokowi sebagai umpan dan nantinya dimakan oleh para buzzer. Membuatnya menjadi tokoh yang terkenal paling kritis terhadap pemerintah. Setiap ucapan yang dilontarkan ia sudah memikirkan secara matang jika terjadi pelaporan maka telah menyiapkan segala pembelaan.
Paling terbaru ketika Jokowi meminta UU ITE di revisi, Rocky Gerung langsung mengkritisi rencana itu. Ia menganggap Jokowi gagal paham demokrasi karena revisi UU ITE tidaklah cukup. Langkah Jokowi ini dianalisis Rocky sebagai upaya untuk membujuk kedua tokoh bangsa, yaitu mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang kini tidak berada di lingkup kekuasaan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H