Mohon tunggu...
Aziz Nurson
Aziz Nurson Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Resep Cespleng Jual Diri Ala Prie Gs

9 Maret 2017   14:46 Diperbarui: 10 Maret 2017   00:00 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Judul               : Menjual Diri

Penulis             : Prie GS

Penerbit           : Cipta Prima Nusantara – Semarang

Waktu Terbit   : Desember 2016

Tebal               : xvi+144hlm; 15x23

ISBN               : 978-602-8054-91-1

Peresensi         : Aziz Nurson

Bukan Prie GS namanya kalau tidak menggoda. Memang secara fisik seperti yang selalu dia katakan, jauh dari kata mempesona –tubuh tidak tinggi dan muka yang tidak tampan. Meskipun begitu ia tetap mampu menarik perhatian masyarakat dengan gayanya original dan unik. Dari judul buku yang ditulisnya saja sudah mampu merangsang otak kita untuk berimajinasi. Di benak kita menjual diri pastilah identik dengan tuna susila. Hal itu tak lebih dikarenakan penggunaan bahasa oleh umum –terutama peran media. Tapi jangan salah, buku Menjual Diritulisan Prie GS ini sama sekali tidak membahas hal tersebut. Mejual diri dalam konteks ini adalah bagaimana sesorang dapat bertemu diri, bertemu makna, hingga akhirnya bertemu sukses.

Itulah Prie, dari judul  saja sudah mampu menggoda bahkan memanipulasi seseorang. Tentu hal tersebut dikarenakan kecerdasan yang ia miliki. Kecerdasan adalah tema utama dalam bukunya ini. Intelectual Quotion (IQ), Emotional Quotion(EQ), dan Spiriual Quotion(SQ) tentu menjadi bahasan utama. Tapi jangan salah, Prie tidak akan menggunakan teori-teori psikologi yang otoritatif dan ndakik-ndakik(jawa: muluk-muluk). Ia menjelaskan begitu saja dengan ciri khasnya yang humoris, lucu, unik, tajam, dan original. Gayanya tidaklah teoritis, tapi praktis.

Dengan gaya yang ringan, pembaca dari berbagai kalangan dapat dengan mudah memahaminya. Buku ini juga dilengkapi dengan ornamen-ornamen karikatur khas Prie GS. Dalam menikmati buku, tidak melulu tulisan yang disajikan, sehingga ada saat-saat mata yang lelah dapat beristirahat dengan santai tanpa kehilangan kedalamannya.

Buku ini memang mengajak kita memahami terori-teori kecerdasan yang biasanya njlimet(jawa: rumit) dengan cara yang santai.  Bahkan Prie menyajikan dirinya sendiri sebagai contoh tindak kebodohan. Prie ingin menunjukkan bahwa untuk menjadi pribadi yang cerdas, seseorang harus melalui dan melampaui kebododan-kebodohan dan kecerobohan-kecerobohan. Itulah mengapa buku ini berbeda dari buku-buku Prie yang lain, diantaranya Catatan Harian Sang Penggoda Indonesia, Waras di Zaman Edan, Hidup Bukan Cuma Urusan Perut(kolom), dan Hidup Ini Keras Maka Gebuklah(novel). Menjual Diri adalah buku yang menggambarkan Prie GS secara utuh.

Pada tahap pertama, kita akan diajak untuk menjelajah dunia intelektual. Intelektual harus bermodalakan kemauan untuk membaca. Membaca di sini bukan hanya buku, tapi juga fenomena dan pengalaman. Seseorang intelek harus mampu belajar dari pengalamannya sendiri maupun orang lain. Experience is the best teacher. Cerdas intelektual membuat mata, hidung,  bibir, bahkan nafas menjadi terpelajar. Mata terpelajar adalah mata yang mengerti kapan merem, kapan melek. Bukan saatnya melek merem.

Sukses intelektual saja tidak cukup, ia harus memiliki kecerdasan emosi. Jika kecerdasan intelektual adalah soal akal, maka emosional adalah rasa. Jika akal adal kepintaran, maka emosi adalah kepekaan. Dengan kecerdasan ini, kita dapat mengendalikan diri dan tidak mudak dimanipulasi oleh seseorang.

Kita juga memerlukan kecerdasan spiritual. Segala yang kita lakukan haruslah memiliki makna dan bernilai bagi diri sendiri dan sesama. Setiap yang berurusan dengan spriritual pasti memiliki nuansa yang berbeda dan seorang spritualis biasanya adalah seorang yang nyentrik. Tapi jang dibalik, setiap yang nyentrik adalah spiritualis. Yang terpenting lagi dari ketiga kecerdasan dapat menjadi satu ramuan. Seperti halnya ramuan sihir, kesatuan ini akan mampu membuat keajaiban. Yang tidak mungkin menjadi mungkin. Nothing is impossible.

Kita telah menjelajah tentang apa dan bagaimana, cara kerja, pengembangan, kesuksesasan tiga kecerdasan. Selanjutnya kita diajak untuk menjadikan ketiga kecerdasan itu dalam dunia bisnis. Kita diajak untuk cerdas dalam berbisnis, mencari titik tolak, memilih induktor, menginduksi, melepas uang dan seninya, memilih rekan dan sebagaianya.

Dalam bisnis, tentu saja hal ini tidak lantas begitu saja sukses. Setelah mengetahui tiga kecerdasan ini apakah kita akan sukses begitu saja? Jawabnya: tidak. Dalam perjalanan kita akan dihadapkan pada kegagalan dan putus asa. Kita boleh saja mengeluh atau mengumpat, tapi hanya sejenak saja dan harus bangkit. Prie berkisah tentang bagaimana dia mencoba berbisnis dengan membuka warung mie instan. Bagaimana latar belakangnya, hingga kebangkrutannya.

Prie juga berkisah bagaimana rumahnya dulu yang dibangun dengan sistem kredit alias nyicil. Karena nyicil, tembok rumah Prie itu tidak simetris dan tidak lurus. Ubin rumah tidak rata dan jenis ubin yang berbeda. Sehingkali tamu yang hadir seri terpeleset dan tersandung karena ubin yang tidak rata itu. Di tengan keadaan yang prihatin dan mencelakakan orang ini justru mampu memberikan tawa dalam keluarga. Bahkan ketika seorang tamu ketika hendak memasuki rumah, orang rumah Prie bermain tebakan apakah orang ini akan terpeleset atau tidak. Bahkan di depan tamu, dengan gembira Prie menyombongkan ubin rumahnya yang warna-warni dan tidak matching.

Kita tidak mesti  meratapi keadaan kita yang secara umum memprihatinkan. Tembok rumah yang mencengpun bisa menjadi sebuah nilai ketika membuatnya diniatkan membantu tetangga yang nganggur. Inilah pentingnya kecerdasan, kita dapat bergembira dalam kondisi apapun. Karena baginya kegembiraan itu mudah, murah, dan berdaya gugah.  

Buku Menjual Diriadalah buku tentang kecerdasan dan kesuksesan. Kemudian dapat timbul pertanyaan dalam diri kita. Siapakah Prie GS itu? Apakah dia capableuntuk menulis perihal kecerdasan? Atau apakah dia sudah merasa demikian cerdas dan sukses sehingga dia menulis? Prie perlahan dikenal masyarakat lewat tulisan, siaran, kolom, talkshow.Prie GS yang lebih dikenal  sebagai seorang budayawan, mengawali karirnya sebagai seorang kartunis di Suara Merdeka, kemudia naik mencadi redaktur sastra budaya, dan kini memimpin Tabloid Cempaka. Selain itu ia adalah seorang pembicara tingkat nasional dan memiliki acara di beberapa TV Nasional.

Baiklah, kita anggap Prie capableuntuk membicarakan kecerdasan dan kesuksesan. Tapi hati-hati! Jangan-jangan karena kecerdasannya, Prie menulis buku ini dalam rangka menjual dirinya sendiri. Tapi tak masalah, kita berikan apresiasi kepada Prie GS yang telah memberikan ramuan-ramuan itu kepada kita. Karena kecerdasannya, resep cespleng ini dapat diamalkan berbagai kalangan sedini mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun