Kendaraan beroda dua, memiliki dua spion yang berfungsi untuk melihat kendaraan di belakangnya ataupun mengaca sembari mengatakan dalam hati ''ganteng/cantik kali aku nie yaa'' , dan pastinya memiliki mesin untuk menggerakan bodinya. Siapa sih yang tidak tau kendaraan satu ini? Yaa, sebut saja sepeda motor.Â
Sepeda motor menjadi kendaraan yang sangat diminati oleh masyarakat di Indonesia dan selalu bisa di andalkan dikala melewati kemacetan diberbagai situasi dan juga kondisi. namun, sepeda motor selalu menjadi pilihan kendaraan kedua apabila cuaca yang tidak tentu seperti belakangan ini yang selalu membuat kita basah kuyup dan menambah aktifitas kita seperti menjemur jas hujan dan alas kaki seperti sepatu setiap habis menggunakan sepeda motor.Â
Memang semua kendaraan pasti memiliki beberapa faktor yang di unggulkan, mungkin ada orang yang lebih memilih untuk berteduh dibawah kap mobil, terbebas dari asap kendaraan, tetapi lebih bisa berdamai dengan kemacetan, ataupun malah sebaliknya, lebih memilih untuk basah kuyup dan menjemur jas hujannya setiap hari daripada harus berdamai dengan kemacetaan kendaraan lainnya.
Bicara tentang sepeda motor, seiring berkembangnya zaman yang semakin canggih ini, setiap produsen motor pasti akan berlomba-lomba mengeluarkan jenis, model, fitur-fitur terbaru dari setiap hasil produksinya. Dilansir dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), menyatakan bahwa penjualan sepeda motor di dalam negeri mencapai 5,22 juta unit sepanjang 2022. Jumlah tersebut meningkat sekitar 3,36% (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan tahun 2021 yakni sebesar 5,05 juta unit, sekaligus melewati target yang sudah disepakati yaitu sebesar 5,1 juta unit.Â
Lantas bagaimana nasib yang akan terjadi dengan produksi model motor-motor sebelumnya seperti tahun-tahun 2000an,90an, bahkan yang lebih tua lagi, akankah justru malah hanya menjadi sebuah rongsokan yang dihargai oleh para pengepul dengan harga yang tidak bisa diterima oleh akal sehat atau malah sebaliknya, justru akan ditawar oleh para kolektor dengan harga yang berkali-kali lipat dari harga beli saat itu.
Tetapi pada zaman ini sepertinya kata-kata celaan seperti ''masa anak muda naik Vespa, Astrea, Rx-king itukan motor butut gampang mogok lagi, biasanaya juga yang make orang tua.'', ''anak muda pakenya yaa Aerox, Klx, Vespa matic, yaa yang keluaran terbaru deh pokoknya.'' jika didengar secara langusng dan diterima mentah-mentah oleh hati memang rasanya kata-kata itu sungguh menusuk dan menyakitkan namun, justru kenyataannya malah kebalikannya. Pada saat ini tak sedikit juga anak-anak muda yang lebih memilih membeli motor tua daripada motor-motor keluaran baru.
"Tidak setuju, karena setiap orang berhak memilih apa yang dia suka, tidak semua orang tua suka motor tua dan tidak semua anak muda ga suka tua" ujar seorang mahasiswa UNY selaku pengguna motor tua bernama yusak febrian atau biasa disapa mbecung. Motor tua yang dimiliki yusak yaitu Honda Astrea tahun 1997 , astrea sendiri merupakan sepeda motor pabrikan Federal Motor (sekrang menjadi Astra honda motor) yang di produksi pertama kali pada 1981 hingga 2002.
"Untuk motor tua bisa lah di adu irit-iritan sama motor kekinian, perawatannya yang cenderung murah meriah dan harga sparepart yang lebih lebih pas dikantong untuk kaum-kaum mahasiswa sepertinya", ucap yusak sambil tersenyum tipis. "Apalagi pada zaman digital seperti sekarang ini udah banyak platfrom e-commerce yang nyediain jasa jual beli barang apalagi cuman sparepart motor tua, jadi enggga harus capek-capek lagi tanya dari bengkel ke bengkel pak ada sparepart  ini ngga pak ada sparepart itu ngga" lanjut si Yusak saat ditanya gampang tidaknya cari printilan sparepart buat motor-motor tua.
Tak cuman hanya astrea saja, masih banyak motor tua atau biasa kita sebut motor klasik yang banyak anak-anak muda pakai hingga memiliki komunitas motor klasik disetiap daerahnya, contoh motor klasik lain yang sering dipakai anak muda mulai dari yang motor bebek hingga motor laki yaitu Honda C70, Honda WIN, Suzuki TS, Yamaha F1Z-R dan masih banyak lagi motor tua yang kini tengah digemari anak-anak muda milenial.
Terlepas dari banyaknya pandangan atau stigma tentang motor tua, terkadang kita tidak harus selalu mengikuti perkembangan zaman untuk selalu terlihat kekinian. Semua kendaraan pada dasarnya sama, sama-sama memiliki value-nya masing-masing. Belilah apa yang menurut kita sukai bukannya membeli apayang orang lain sukai. Karena jika kita membeli sesuatu apa yang menurut orang sukai tidak akan ada habisnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H