Mohon tunggu...
Fathony Saja
Fathony Saja Mohon Tunggu... -

saya adalah seorang pengembara.. sangat suka jalan2 terlebih yang berbau kuliner. disini saya akan menulis seputar informasi kuliner tradisional dan kuliner fast food di Indonesia. Selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Gudeg Sepi KFC dan McD Laris Manis

27 Desember 2014   23:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:21 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo kawan-kawan kompasiana, artikel ini adalah posting pertama saya dan akan langsung membahas tentang fenomena disekitar saya khususnya di Yogyakarta. Sudah hampir 10tahun terakhir ini masyarakat khususnya DIY yang memiliki kuliner lezat Sayur Gori (Gudeg) telah beralih selera dan memilih fastfood sebagai penggantinya. klo kita perhatikan pusat gudeg di Jl. Wijilan (timur alun2 utara) nampak sepi pengunjung, pun demikian saat musim liburan tiba. Aneh tapi nyata, padahal kuliner ini jauh lebih lezat dari pada sekedar ayam goreng asal amerika seperti KFC dan McDonalds.

Kita dapat melihat saat ini restoran fast food seperti yang saya sebutkan diatas sering kehabisan tempat parkir saking ramenya padahal hampir dapat kita temukan di setiap sudut tengah kota dan mall-mall di jogja. Itu artinya saat ini masyarakat memilih fast food ketimbang Gudeg yang notabenenya adalah makanan tradisional khas daerah yang udah ratusan tahun jadi budaya.

Menilik komparasi tentang dua jenis kuliner tersebut sebenarnya memiliki harga yang terpaut jauh. Satu porsi gudeg wijilan dihargai 17ribu/porsi (gudeg, ayam kampung paha, nasi, sambal krecek) sementara di kfc dan mcdonalds kita harus merogoh saku agak dalam karena hampir seluruh menunya diatas 25ribu/porsi makan ditempat bahkan ada yang lebih dari 100ribu/porsi: sumber. Sebenarnya fenomena ini jika kita pelajari lebih lanjut ternyata yang menjadi daya tarik dari kfc dan mcdonalds itu bukan rasa tapi service dan higienis. kita pasti tau bahwa pesan makanan di McDonalds dan KFC bisa order via delivery telfon, dan drive thru itupun hanya butuh waktu beberapa menit saja untuk datang ke meja makan kita. sementara untuk order gudeg saat ini kita harus menuju ke warung gudeg yang kadang sulit dijangkau, sulit tempat parkirnya, dan buruk pelayanannya.

Mengenai rasa masakan saya berani jamin kelezatan gudeg jauh diatas ayam goreng krispi. Kunci dari problem ini adalah pada pelayanan yang jauh berbeda antara warung gudeg dan restoran fast food dan tidak adanya standari sasi rasa gudeg yang khas. Andai saja warung gudeg saat ini dibingkai semewah kfc dan sehigienis mcdonalds, saya yakin dijogja akan jauh lebih laris gudeg ketimbang fastfood amerika. Akankah budaya kita akan luntur dalam waktu 20tahun kedepan? saya yakin jika kita para generasi muda tidak merubah mindset untuk tetap melestarikan kebudayaan kuliner di Indonesia mungkin dalam waktu tidak lebih dari 50tahun kita akan kesulitan hanya untuk sekedar mecicipi gudeg saja.

Demikian mukadimah dari saya mengenai fenomena kuliner di yogyakarta. Lalu anda sendiri memilih Gudeg atau KFC /McD? berikan jawabanmu lewat komentar dibawah ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun