Selasa kemaren setelah pulang kerja aku menonton acara “Ayo Ke Bank Syariah” di Wesal TV. Dengan pemateri Bpk. Dwiono Kosen (Praktisi Perbangkan Syariah) yang menyampaikan beberapa materi dan tanya jawab seputur Perbankan syariah di Indonesia. Ada beberapa hal yang berhasil aku catat dari yang disampaikan pemateri. Yaitu tentang mengapa Perbankan Syariah masih dianggap belum syariah atau tidak ada bedanya dengan perbankan konvensional.
Salah satunya karena faktor SDM (sumber daya manusia) yang masuk ke perbankan syariah saat ini didominasi oleh :
- Mereka yang takut dengan azab Allah jika tetap di perbankan konvensional dengan memakan harta riban (bunganya), sehingga mereka hijrah (pindah) ke perbankan syariah. Umumnya meraka adalah praktisi yang alim dan memiliki pemahaman islam yang lebih dari pada yang lain.
- Mereka yang mendapat SK untuk mengisi posisi atau jabatan di perbankan syariah, jadi mau gak mau mereka harus pindah dari perbankan konvensional ke syariah. Umumnya meraka para profesional dijajaran manajerial, sehingga akan selalu belajar dan menyesuakan dengan pola kerja di perbankan syariah.
- Mereka yang mengejar posisi atau jabatan, dengan pindah ke perbankan syariah meraka akan mendapatkan jabatan itu dari pada tetap di konvensional dengan persaingan yang lebih ketat.
- Meraka para fresh graduate atau yang baru lulus kuliah dan belum memiliki pengalaman kerja. Kebanyakan yang masuk adalah dari lulusan perguruan tinggi umum yang lolos psikotest dan toefl mengalahkan lulusan dari yang dari jurusan ekonomi syariah. Walaupun mereka tidak memiliki pemahaman dan keilmuan tentang perbankan syariah, tapi mereka akan cepat menyesuaikan dengan sistem kerja di perbankan syariah.
Dari beberapa hal diatas bisa dikatakan bahwa SDM di perbankan syariah belum memilki pemahaman yang baik tentang perbankan syariah atau muamalah syariah, sehingga banyak orang yang bilang bahwa perbankan syariah belum murni syariah. Salah satu faktornya adalah karena SDM yang masuk perbankan syariah.
Kedepan perbankan syariah diharapkan mampu menyeleksi SDM yang lebih professional baik yang menguasai skill perbankan dan keilmuan syariah dan mampu mengaplikasikannya secara benar. Yang tidak kalah penting adalah perguruan tinggi harus menyiapkan lulusan yang memiliki skill dan keilmuan perbankan syariah agar tidak kalah dengan lulusan dengan perguruan tinggi umum.
Bagaimana dengan SDM di koperasi syariah atau BMT?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H