Mohon tunggu...
nur azizatus salamah
nur azizatus salamah Mohon Tunggu... -

Malang id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kepribadian Menurut Sigmund Freud

13 Maret 2015   13:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:43 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seperti biasa di hari selasa yang panas di tengah hari, menunggu datangnya dosen diiringi dengan ngantuk yang melanda, jam dimana rasa lapar terus memuncak, bisa dibilang dengan lemas lunglainyalah. Tapi, kita harus nglawan hawa-hawa disiang hari yang biasanya bikin gak semangat karena penting apabila kita selalu menyimak penjelasan bermanfaat dari dosen kita satu ini hehehe. Kali ini bakalan ngebahas tentang teori kepribadian menurut Sigmund Freud yang berhubungan tentang struktur diri atau struktur kepribadian. Nah, buat para pembaca simak terus ya ulasan-ulasan singkatnya pasti gampang banget buat dipahamin deh.

Struktur diri atau struktur kepribadian terbagi menjadi tiga pasti kita sering mendengar kata ini, yaitu id, ego, dan superego. Akan saya jelaskan singkat saja apa arti dari ketiga kata tersebut.

1. Id= Struktur kepribadian asli yang dimiliki

Id meruapakan suatu keinginan, kesenangan, kepuasan, dorongan (naluri)/energi psikis supaya kita bisa bertahan hidup di era sekarang. Cara Id untuk memenuhi kebutuhan biasa disebut dengan insting (primary process thinking). Insting sendiri bersifat jasmani yang diatur oleh metabolisme tubuh, bertujuan meredakan ketegangan.

Menurut Freud insting terbagi menjadi 2, yaitu:

· Eros: bertujuan untuk melestarikan hidup

· Thanatos: dorongan kematian atau dorongan merusak hidup

Instring yang terpending adalah Libido (dorongan seks) bertujuan untuk pelestarian spesies. Menurut Freud juga manusia memiliki sisi Ambivalensia artinya perasaan tidak sadar yang saling bertentangan terhadap situasi yang sama atau terhadap seseorang pada waktu yang sama.

2. Ego= Secondary process thinking/reality principle

Ego (rasio) ialah akal pikiran, akal sehat manusia. Ego disama artikan dengan memutuskan, manusia juga mempunyai berhak memutuskan akan apa saja yang akan dia lakukan. Ego meletakkan dasar untuk perkembangan yang disadari tentang perasaan diri sebagai individu yang berbeda. Perkembangan ego menurut Freud adalah manusia yang baik adalah manusia yang memiliki kedewasaan ego.

3. Superego= Internalisasi dalam diri

Superego bagian etis dari kepribadian, dikendalikan oleh prinsip-psinsip moral yang memberikan batasan. Superego mengarah kepada kata hati/nurani. Perhatian yang utama adalah berhubungan dengan norma sosial. Jadi, bisa disimpulkan bahwa perwujudan internal dari nilai-nilai dan cita-cita tradisional masyarakat.

Sudah cukup jelas kan tentang ulasan singkat diatas. Tetap simak dan ikutin terus ya viewers. Sampai ketemu di kesempatan-kesempatan berikutnya. See you...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun