Mohon tunggu...
Azizatul Liyanti
Azizatul Liyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyusun dan Mengukur Perkembangan Emosi Anak

14 Desember 2022   20:11 Diperbarui: 14 Desember 2022   20:33 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan emosional, sosial dan fisik anak memiliki dampak langsung pada perkembangan anak secara keseluruhan. Pengalaman anak-anak ikatan yang mereka bentuk dengan orang tua mereka dan pelajaran kehidupan awal mereka memiliki pengaruh besar pada masa dewasa. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan perkembangan anak untuk memaksimalkan kebahagiaannya di masa depan. Mengoptimalkan tahun-tahun awal anak adalah investasi terbaik yang dapat dilakukan. Tak kalah pentingnya, memantau perkembangannya juga dapat memastikan bahwa anak berkembang di "jalur yang benar" untuk usianya.

Perkembangan aspek sosioemosional pada masa kanak-kanak harus diperhatikan. Sebagai orang tua, penting sekali untuk memperhatikan tumbuh kembang anak. Karena ada beberapa kasus dimana anak berkembang secara tidak normal. Jika orang tua tidak mendeteksi sejak dini, maka akan mempengaruhi perkembangan anak. Akibatnya, anak akan merasa berbeda dan sulit menerima lingkungannya. Namun, jika terdeteksi sejak dini, kita bisa mencegahnya. Selain itu, seiring bertambahnya usia, perkembangan aspek sosioemosional juga berubah. Itulah pentingnya untuk memantau perkembangan anak sejak usia dini.

Kedua aspek ini juga mempengaruhi perilaku anak hingga dewasa. Inilah sebabnya mengapa orang tua harus mendeteksi masalah emosional pada anak-anak mereka sedini mungkin. Selain itu, ada beberapa alasan penting terkait perkembangan sosioemosional anak.

1. Membantu anak-anak belajar tentang lingkungan

Salah satu aspek sosialemosional yang penting bagi anak-anak, karena dapat membantu mereka berintegrasi ke dalam masyarakat. Ini sangat penting karena makhluk hidup tidak dapat hidup sendiri. Sejak usia dini, anak dapat belajar menjalin hubungan sosial. Melalui perkenalan, anak-anak mulai berinteraksi dan berbagi satu sama lain. Memang, seiring bertambahnya usia, perkembangan emosi anak diterjemahkan menjadi perkembangan sosial. Pada tahap ini perkembangan aspek sosioemosional berubah menjadi persahabatan. Bahkan, anak juga bisa menyelesaikan konflik bersama. Selain itu, perkembangan sosial anak dapat memberikan dampak positif saat mereka tumbuh dewasa.

2. Bantu anak menjadi lebih mandiri

Salah satu alasan mengapa aspek sosial dan emosional penting bagi perkembangan adalah karena berdampak positif bagi anak. Anak bisa menjadi lebih mandiri. Biasanya pada usia 1-2 tahun, anak merasa tidak nyaman berpisah dengan seseorang. Nah, jika tidak ada yang dilakukan, karakter anak yang tidak mandiri akan mulai terbentuk.

Oleh karena itu,kita bisa melatihnya dengan cara berpisah dari anak untuk sementara waktu. Hanya butuh 10-15 menit agar anak terbiasa. Namun, orang tua harus mengucapkan selamat tinggal kepada anak agar anak memahami penyakitnya. Dengan begitu, perkembangan sosial dan emosional akan lebih baik sejak usia dini.

3. Membantu mengenali emosi pada anak

Tahapan perkembangan sosialemosional masa bayi mulai terlihat antara usia 2-3 tahun. Biasanya pada usia ini emosi anak cenderung meledak. Saat ini terjadi, kita bisa meminta anak untuk bercerita. Jangan biarkan anak-anak menyimpannya untuk diri mereka sendiri karena akan mengubahnya menjadi kebiasaan buruk.

Kita dapat berbicara dengan anak tentang emosi yang dia rasakan. Ini sangat membantu anak mengenali dan memahami emosi mereka. Seperti yang kita ketahui bersama, emosi terbagi menjadi dua bagian, emosi positif dan emosi negatif. Kita dapat mengajarkan semua emosi ini untuk membantu mengembangkan emosi mereka. Selain itu, saat anak sudah tidak bisa mengontrol emosinya, kita bisa mengubah cara pandangnya. Kadang-kadang ketika anak-anak marah, orang tua juga ikut marah. Hal inilah yang membuat perkembangan emosi anak kurang baik. Sebaliknya, kita bisa membuatnya mengerti apa yang terjadi. Jika dia perlahan mulai memahami masalahnya, perasaannya mulai memudar. Dengan cara ini, kita dapat membantu anak mengambil tindakan positif. Selain itu juga membuat anak merasa aman dan nyaman.

 4. Bantu anak memecahkan masalah

Pentingnya perkembangan sosial masa kanak-kanak karena dapat membantu mereka dalam memecahan masalah. Biasanya, saat anak berusia 4-5 tahun, ia sudah mulai belajar memecahkan masalah. Misalnya cara meminta maaf kepada teman, mengucapkan terima kasih, dll. Saat kita meminta anak untuk meminta maaf, kita juga harus menjelaskan bahwa dia melakukan kesalahan. Jelaskan juga apa kesalahannya agar anak paham dan tidak mengulanginya. Dengan cara ini, anak dapat belajar memecahkan masalah.

 5. Bantu anak mengekspresikan diri

Alasan penting untuk pengembangan aspek sosioemosional adalah untuk membantu anak mengekspresikan diri. Anak-anak cenderung mengikuti perilaku dan ucapan orang-orang di sekitar mereka. Namun, anak-anak tidak tahu apakah itu baik atau tidak. Jadi, kita dapat membantu anak mengungkapkan perasaannya.

Caranya adalah dengan memberi ruang pada anak untuk bercerita. Biarkan anak menceritakan apa yang terjadi. Kemudian kita bisa menanggapinya dengan tanggapan yang positif agar anak merasa dihargai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun