YouTube adalah salah satu platform media sosial yang menawarkan kesempatan bagi orang untuk mendapatkan informasi dan saling berbagi pengetahuan dalam bentuk video. Siapapun bisa menikmati berbagai macam video atau bahkan berbagi video melalui YouTube. Orang yang suka berbagi video ini biasa dikenal dengan dengan Vloggers.Â
Banyaknya orang yang berbagi video ini akhirnya menjadikan YouTube sebagai satu-satunya media sosial yang paling disukai oleh masyarakat, termasuk para remaja. Sebuah badan peneliti yang berbasis di Amerika Serikat, Pew Research Center tahun lalu telah mengungkap bahwa para remaja usia belasan tahun saat ini lebih tertarik menggunakan YouTube daripada media sosial lainnya.
Untuk kalangan remaja, YouTube ternyata memiliki daya pikat paling kuat diantara media sosial lain seperti Facebook, Instagram, Snapchat ataupun Twitter. Penelitian Pew menunjukkan bahwa 85 persen remaja usia 13-17 lebih senang membuka YouTube. Setelah YouTube, media sosial yang banyak disukai oleh remaja ini adalah Instagram dengan persentase 72 persen.Â
Jumlah remaja yang dulunya menyukai Facebook akhirnya merosot tajam hingga 51 persen saja. Yang mengejutkan adalah mayoritas remaja ini (95 persen) menggunakan semua media sosial itu melalui HP mereka sendiri, atau tanpa bimbingan orang tua.
Menurut studi yang sama, alasan utama para remaja menggunakan YouTube adalah karena platform ini memiliki karakteristik layanan yang sederhana, tapi kaya informasi. Mereka menganggap YouTube adalah model TV yang baru. Namun, berbeda dengan TV, mereka bisa menikmati video apapun yang mereka mau melalui YouTube.Â
Mereka bahkan bisa berbagi informasi dengan mengunggah video yang mereka buat sendiri untuk para penonton lain. Mereka juga bisa mendapatkan penghasilan melalui video itu jika telah ditonton minimal seribu orang atau telah memenuhi persyaratan dari YouTube.
Kegandrungan remaja terhadap YouTube tentu saja memiliki dampak positif dan negatifnya. Namun penulis tidak sedang berfokus pada itu. Yang jelas YouTube telah berperan menjadi sumber belajar sekaligus media berekspresi para generasi muda masa kini. Informasi apapun tersedia disana. Berbagai macam tutorial, presentasi, kuliah ataupun workshop bisa ditemukan disana, bahkan bisa saja langsung dari pakarnya.Â
Video yang bisa dinikmati juga kebanyakan sangat menarik. Yang menjadi pertanyaan, jika para remaja sekarang banyak mengandalkan YouTube sebagai sumber belajar, lalu bagaimanakah peran guru di sekolah?
Untuk menjawab pertanyaan ini, semua harus kita kembalikan pada hakikat tugas guru dalam pendidikan. Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005, guru merupakan pendidik profesional yang memiliki tugas utama, yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan formal mulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar hingga pendidikan menengah.Â
Jadi tugas guru itu banyak sekali, tidak hanya mengajar atau memberikan informasi saja. Semua tugas ini tentu saja tidak bisa dilakukan atau digantikan oleh para Vloggers di YouTube.
YouTube memang menyediakan berbagai macam video informasi yang tentu saja sangat berguna bagi semua orang terutama remaja. Video informasi itu bahkan bisa diakses kapanpun sesuai dengan kebutuhan. Bukan searah atau satu sudut pandang seperti TV. Namun, pada kenyataannya YouTube tetap tidak bisa menggantikan peran guru di kelas. Ada banyak peran yang ternyata tidak bisa diambil alih oleh platform media sosial itu.Â