Selamat pagi kompasianer,Â
Masih dengan saya Aziz Amin ! Wong Embuh, Mbuh Priben Carane Kersane Gusti Allah, melihat group WA di Hore - Hore, ada foto pak Budi yang mengirim kebersamaan teman - teman makan sate blengong di rumah Bu Nurul yang habis mendapatkan kebahagiaan  atas kelahiran buah hatinya.
Mahasiswa Magister Pedagogi Angkatan 10 Reguler di UPS Tegal memang nggak banyak, berbeda angkatan sebelum dan sesudahnya kami hanya bertujuh, itu saja satunya harus dipertepatkan untuk tidak lagi bersama dan tinggalan kami berenam, tapi itu seperti sate blengong---sedikit, berbumbu, tapi bikin kenyang. Masing-masing dari kita membawa rasa, warna, dan cerita yang bikin perjalanan kuliah ini makin kaya. Â
Saya pribadi, meskipun nggak bisa ikut kebersamaan menjenguk Bu Nurul Aeni di Songgom setelah melahirkan, tetap merasa bahagia menyaksikan keriuhan dan kehangatan dari grup WhatsApp. Luar biasa! Bisa terasa keakraban dan kekompakan meskipun hanya lewat chat. Â
Cerita di Balik KebersamaanÂ
Menjadi bagian dari kelas kecil seperti kita itu ibarat memasak sate blengong : perlu kesabaran, bumbu pas, dan api yang stabil. Meski kita semua sibuk dengan peran masing-masing---ada yang ngajar, ada yang sibuk ngurus lembaga pendidikan, ada yang sibuk ngurus yayasan, ada yang sibuk ngatur jadwal meeting, dan ada yang kejar setoran tugas dosen dan pastinya ada yang Embuh hehehe---kita tetap bisa menjaga rasa kebersamaan. Â
Salut untuk Komting kita yang generasi Z (atau sering saya panggil jenzet, hahaha). Dengan sat set das des dam, beliau bisa menjaga komunikasi dan koordinasi tetap hidup. Apa pun situasinya, komting selalu jadi motor penggerak semangat. Pak Budi serius tampilannya tapi kadang nggak jelas kalimatnya yang penuh guyonan dan Pak Willy yang kerap berbagi ide-ide keren yang ternyata seorang ustadz, serta Bu Umi yang selalu ceria (sebenarnya cerewet sih wkwkwkwkw, tapi baik ko, suka traktir ), semuanya adalah rempah yang bikin rasa kebersamaan kita makin nikmat. Jangan tanya saya ngapain ? " Saya bagian Embuh "Â hahahaha Â
Momen di Songgom yang Tak TergantikanÂ
Meski saya tidak hadir langsung di Songgom, saya bisa merasakan kebahagiaan dari cerita-cerita yang dibagikan di grup. Membayangkan tawa, obrolan, dan harapan yang dibawa teman-teman untuk Bu Nurul Aeni, saya yakin itu momen yang tak terlupakan. Â
Semoga kehadiran teman-teman memberikan energi positif untuk Bu Nurul dan bayi kecilnya. Inilah kebersamaan yang nggak sekadar ada di meja diskusi kelas, tapi melampaui ruang akademik---menjadi ikatan kekeluargaan yang tulus. Â
Belajar, Proses, dan Sate BlengongÂ
Kehidupan kuliah kita ini memang penuh tantangan. Kita semua datang dari latar belakang yang berbeda, membawa pengalaman unik masing-masing. Tapi dari perbedaan itu, kita belajar untuk saling memahami, mendukung, dan tumbuh bersama. Â
Seperti sate blengong yang butuh waktu untuk matang, kebersamaan ini juga berproses. Ada saat-saat sulit, ada juga momen penuh tawa. Semua itu menyatu, menciptakan kenangan yang bikin perjalanan ini jadi lebih berharga. Â