"Alhamdulillah" gumamnya dalam hati, nampak raut bahagia sosok pria yang sedang berada dalam air di pematang sawah.
Sesekali ia mengayunkan alat untuk menyirami tanamannya, yah mang Karso sudah sejak subuh selepas dari masjid sudah berada ditempat ini, rutinitas yang ia lakoni sudah hampir 30 tahun ini.
Matahari pagi ini sangat rajin, ia selalu hadir lebih pagi dari hari biasanya dengan membawa harapan dan kebahagiaan bagi mang Karso dan teman - temannya, ya Ramadhan ini beda sudah hampir dua tahun belakangan ramadhan dihantui suasana yang mencekam, bagaimana tidak bayang - bayang mutan yang berlebel Covid 19 selalu menghantui ruang gerak aktifitas ibadah dan bekerja.
2023, atau tepatnya ramadhan 1444 H ini beda, semua manusia didunia boleh jadi harusnya lebih bisa memaknai dan mensyukuri kesempatan berjumpa ramadhan tahun ini.
Harusnya Ramadhan ini bisa lebih berkualitas dalam beribadah dibandingkan tahun sebelumnya.Â
Harusnya ada banyak hal yang bisa jadi renungan bagi siapapun yang diberikan kesempatan bisa mtmbersamai ramadhan.
Sekarang, beberapa orang tua bisa bercerita pada anaknya dulu pernah ada masa kita kemasjid aja tidak berani, kita beribadah aja dibatasi dan ramadhan tidak memiliki nuansa yang menyentuh hati.
****
Tapi, mentari kadang tidak setia menunggu senja, ia harus mengalah ditutupi awan hitam dan mendung menjelang momen bahagia berbuka puasa.
Yah, untuk berapa hari ini berbuka puasa ditemani kesejukan rintik hujan, tentu ini sejatinya anugrah yang bisa jadi memiliki keberkahan, akan tetapi tetap kadang ada saja yang selalu menganggap bahwa ini adalah musibah dan kesiapan.