Pagi sahabat kompasianer,Â
"Jangan Lupa Sarapan !" WA salah seorang kawan nan jauh disana. Hidup jaman sekarang kita harus kuat dan tangguh, "tidak cukup hanya dengan punya impian tapi kita butuh tenaga untuk menggejarnya" lanjutnya.
Keberadaan warung makan atau di brebes disebut "warung sarapan" sedikit banyak membantu masyarakat setiap pagi dari kesibukan rutinitas pagi khususnya para wanita karier.
Warung sarapan saat inu sangat menjamur dilingkungan kelurahan Pasarbatang, Kabupaten Brebes, hampir setiap 50 M sampai 75 M ada kios warung dadakan yang hanya menjajakan dagangannya pagi, ini menjadi salah satu pemgerak ekonomi bagi masyarakat dan menjadi wadah sarana silaturahim.
Pagi ini saya menemani istri beli sarapan ada hal yang menarik perhatian penulis bahwa di warung sarapan ini menjadi salah satu tempat strategis untuk marketing dan edukasi warga. Kemapa ?
Karena saya melihat realita ketika para ibu ibu ngumpul di warung sarapan, saya seperti melihat ada jiwa jiwa bu tejo disana, bukan cuma pertukaran rupiah dari transaksi jual beli nasi ponggol sarapan tapi juga pertukaran informaso, dari informasi tentang covid 19, sinetron, film korea, sampao hoax ala ala netizen di tempat beginian laris manis.
Tentu tanpa proses editing pertukaran informasi di warung sarapan itu naturan ala bu tejo, kadang kelebihan dan kurang bumbu sehingga bisa jadi akan menjadi pro dan kontra merespon rasa apa garing apa tidak, nyaman atau sebaliknya.
Bisa jadi bola dicermati dengan baik tehnik ini menjadi tehnik marketing yang baik dan edukasi pada masyaralat dengan melibatkan jiwa jiwa bu tejo.
Jiwa yang suka ular ular, ngrumpi, nyoyirin dan jadi motivator bergaya provokator, ini kalau disiapkan materi dan kelas khususnya bisa jadi bu tejo jadi agen perubahan.
Trainer & Hipnoterapist