Jangan anggap ilmu marketing hanya ada dan dipelajari mereka yang punya bisnis gede, atau usaha yang cemerlang berbinar, atau milik orang golongan akademisi.
Sebut saja Sholihin mungkin saya juga tidak hafal nama lengkapnya panggilannya "mas likhin", salah satu ahlinya oprek penampilan ganteng di pasarbatang yang saat ini sedang ramai barbershop ia tetap memilih jalur solo karier buka kios potong rambut depan rumahnya.
Berada di Rt 02 Rw 08 Kelurahan Pasarbatang, walau masuk gang depan masjid jami sabilunnida pasarbatanh, tetap saja diburu dan rame pelanggan.
Salah satunya saya yanh rutin tiap satu atau dua minggu cukur model faforit saya adalah potong rambut tanpa gaya (gundul).
Ia miliki gaya unik dalam memikat pelangan, ia menerapkan service excelley pada setiap orang yang datang.
Bagaimana tidak jadi langanan kalau setiap habis cukur selalu dilakukan releksasi dengan pijatan kepala dan punggung, khas GPU minyak urut yang menimbulkan sensasi beda dibanding tempat lain.
Tapi perlu menjadi inspirasi bagi yang lain adalah Marketing Kopi, ini yang saya anggap jeli dia, setiap orang yang datang mau cukur ia buatkan kopi.
Jadi tahu nggak ? Secara psikologi konsumen akan terikat kontrak sama kopi.
Walaupun antrian panjang, kopi menjadikan pendek, bahkan saat waktu tak cukup konsunen rela datang lagi karena merasa sudah daftar cukur dengan minum kopi.
Inilah salah satu hal sederhana yang saya anggap brilyan idenya menjadikan kopi sebagai tools marketing.
Aziz Amin | Kompasianer Brebes KBC-10, Trainer & Hipnoterapi, WA 0858.6767.9796