Selamat malam walau ini sudah pagi, selamat menikmati fajar walau suasanamu gelap
Sangat ku pahami dan mengerti kalau kau tak pernah bohong, sepanjang sejarah dari prosa dan catatan sastra bahasa para pujangga ku tahu bahwa "hati tak pernah bohong" walaupun saat itu ia sedang berbohong.
Bak seperti orang yang dimabuk asmara, ia melampoi sensasi apapun didunia ini yang memabukkan, dan sangat ku pahami itu, dan ini yang dulu sempat ku khawatirkan bahwa hal ini semua sangat memabukkan bahkan membuat ku lupa diri dan segalanya, hingga pada satu titik sekarang aku tak bisa bohong kalau aku sedang berbohong.
Tapi naluri dan sisi nurani terdalam ia menahan, menangis, merintih cerita tentang babak sejarah kehancuran dinasti -- dinasti sebelumnya yang semua hanya bermuara soal kamu (hati), alih alih semua atas nama cinta, tapi sejatinya ini adalah sebuah penghianatan yang bermuara pada rasa sesal dan sakit hati.
Kalau nurani ini aku anggap malaikat, ia terus berusaha menjaga dan aku berada selalu dalam track nya, di jalan yang seharusnya yang tepat dengan senyum mengembang dan melambaikan tangan. Tapi tak semudah itu saat hati mulai bicara.
Ingat !!!, dari dulu kodratnya ya yang bisa bicara adalah mulut, yang semua tak lepas dari konspirasi antara bibir, gigi, lidah dan semua yang masuk dalam "TIM M " ( Tim Mulut ), itu pun kalau tanpa pengaturan nafas, pita suara dan semua pendukung maka ia sama sekali tak berfungsi.
Terus ?, apa artinya kalau semua bercerai berai, karena sejatinya semua adalah satu kesatuan yang selalu sinergi menjadi kekuatan yang membahagiakan untuk menyuarakan apa yang selayaknya da seharusnya disuarakan.
Tapi sekali -- kali, ia ( hati ) punya segudang cara untuk membisikan naluri utuk memerintahkan perintah untuk berbicara ada mulut, tentu ini soal penguasa utama dari tubuh ini "Pikiran", ialah segaala nya yang memproses dari alat komunikasi bawah sadar yang terproses secara acak termasuk " Nafsu Syahwat".
Sekali -- kali ini bukan soal sederhana, tapi juga bukan sesuatu yang sangat berat, kalau semua bisa menahan diri, nyatanya seperti saya sampaikan semua satu kesatuan antara "mind, body and soul" mereka itu "one system".
Atas nama dan atas dasar yang katanya "cinta* " maka semua bisa goyang dan bergetar kearah manapun tanpa kendali, ini sesuai dengan catatan yang masih ku ingat bahwa kata cinta dalam bahasa arab berasal dari kata yang memiliki makna gayung, atau anting.