" Budi sangat nakal, ia sering kali berantem dan membuat temannya menangis, kadang kalau nggak dipukul, ditendang, kadang ditabrak dengan sepedanya, ia baru 6 tahun, lagaknya kaya anak dewasa, kalau lagi marah ia ngamuk dan apa aja dirusak " kataya.
Susah, sudah diajak bicara baik baik, kadang ia Cuma diam dan mengangguk, tapi lain kesempatan ya begitu lagi. " kalau diingatkan malah makin jadi ngamuknya, saya bingung ia kenapa ?, apa ini karena pengaruh mahluk gaib jin / setan ? " tambahnya.
KEMBALI BUDI JADI KORBAN
Kembali lagi budi jadi korban dan orang tua tidak terima kalau saya sebut budi ( nama ilustrasi ) sebagai korban, karena bagi orang tuanya bahwa yang jadi korban anak -- anak tetangganya, dirinya dan perabotan rumah yang serig dirusak budi ya korbannya.
Dan dalam kaca mata mereka bahwa budi adalah " pelaku ".
Ingat anak tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah, kalau merujuk pada pemahaman saya tentag pikiran bahwa anak -- anak relatif ia dalam aktifitas kesehariannya berada dalam gelombang otak alfa dan theta.
Artinya gelombang tersebut adalah gelombang pikiran bawah sadar, ia melakukan apapun itu sesuai dengan apa program pikiran bawah sadar anak, dimana apapun yang sebelumnya ia lihat, ia dengar dan ia rasakan akan masuk dan tersimpan sebagai data dasar pikirannya yang akan ia model.
Contoh :
Saat orang tua suka nyanyi dirumah, maka anak cenderung akan merekam apa yang menjadi aktifitas orang tua dan mengikutinya suka bergumam atau menyanyi.
Kalau orang tua suka bersolek, maka anak juga demikian, termasuk saat orang tua rajin mengaji / baca Al Qur'an, maka anak juga akan mengikutinya.
Sederhanaya adalah bahwa karena anak itu masih polos nggak punya data apapun yang ada ia akan mengambil data dari apapun yang ia lihat, dengar dan rasakan termasuk dari kejadian -- kejadian yang ada di rumah.