Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perlunya "Training Pra Nikah" bagi Calon Pengantin

29 Mei 2018   06:55 Diperbarui: 29 Mei 2018   08:54 2631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.movieweb.me/

Berhubungan dan berinteraksi dengan beberapa kasus psikologi, yang salah satunya adalah terkait dengan persoalan keluarga seringkali menyebabkan penulis kadang merenung sendiri " apa sebenarnya yang sedang terjadi ? ".

Angka pernikahan anak semakin besar, dan marak d berbeagai kota / kabupaten. Menikah diusia dini dengan pernikahan anak pastilah berbada makna, bahwa seorang dianggap usia dini adalah mereka yang menikah dimsa awal masuk dewasa dari peralihan remaja, dan kenyataannya remaja saat ini semakin banyak yang mengambil pilihan untuk menikah diusia yang masih tergolong anak -- anak.

Dari beberapa literatur dan data yang tersebar di banyak portal beraita online, kita akan sangat menjumpai banyak dan beragam angka perceraian yang jumlahnya sangat fantastis, yang salah satunya banyak dialami oleh pasangan mudah atau pasangan yang menikah diusia sangat muda.

PAHITNYA JANDA KEMBANG

Kalau bicara tetang kembang ( bunga ), maka sudah barang tentu pikiran bawah sadar kita akan merujuk pada gambar imaginasi tentang keindahan dan keharuman bunga yang mekar, menggoda dan tentunya membuat bergairah.

Makin menikhatnya angka perceraian secara otomatis memperbesar populasi janda, dan salah satu yang marak menjadi perbicangan bagi kaum adam adalah sebutan "janda kembang", ya sebuah kalimat yang semestinya disandangkan dengan konotasi yang positif, bahwa seorang wanita yang mewakili keindahan, keharuman, keanggunan dan menggairahkan.

Sayangnya ini justru menjadi stigma negatif bagi mereka penyandang satatus sebagai janda kembang dimasyarakat, apapun yang dilakukan menjadi sesuatu yang patut dan selayaknya dicurigai akan menghipnotis pada suami orang.

Menjadi janda kembang pasti bukan impian, melainkan sebuah bagian dari proses perjalanan hidup yang terpaksa harus dilalui, ini merupakan hasil dari sebuah pilihan yang belum tepat dari kehidupan sebelumnya, salah satunya menikah diusia muda walau kenyataannya masih banya juga mereka yang sukses melampoi masa krisis menjalani bahtera rumah tangga di usia muda, tapi jujur itu hanya sangat sedikit.

Anda bisa buktikan dan datang ke pengadilan agama di kota anda, cek dan recek atau perhatikan seberapa banyak antrian mereka yang mau sidang perceraian, amati mereka ekspresi dan gestur tubuh mereka.

"MIMPI BURUK" bagi mereka untuk harus berada ditempat ini, dulu mereka mengawali semua dengan senyum dan kebahagiaan pesat pernikahan yang anggun dan gelamor, sangat manis, dan kini sebuah lebel yang akan disemat sebagai " Janda " dan ini adalah sebuah kepahitan dari sebuah nama yang indah.

Stigma negatif tentang janda menjadi semakin sempurna karena seringkali oknum pria yang sengaja memancing di air keruh dengan menggoda mereka. Keindahan, kecantikan dan keanggunan memang menggairahkan dan menggoda, tapi saat si janda terlena maka itu awal petaka kedua setelah petaka awalmenikah di usia muda tanpa persiapan dan membekali ketrampilan yang cukup menjalani bahtera rumah tangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun