Masih melanjutkan artikel sebelumnya tentang usulan nama dan logo komunitas kompasienar brebes yang digagas Kang Kaji Bahrul Ulum ( @penaulum ) bahwa saat ini teman -- teman kompasianer brebes masih sedang hangat -- hangat nya dengan semangat untuk belajar dan belajar memberanikan menulis.
Tentu bukan persoalan yang mudah bagi yang memiliki latar belajang bukan sebaga penulis, banyak sekali kendala yang dihadapi dari rasa tidak percaya diri, dan kebingungan dalam tehnik penulisan yang baik, hal ini yang mendasari beberapa anggota ada yang masih hanya memiliki akun kompasiana tapi belum dianggap produktif, bahan diantaranya beberapa lama akunnya masih kosong " Zonk !!! " kata jilum ( sebutan Kang Haji Bahrul Ulum ).
Group WA Kompasianer Brebes, setiap waktu selalu update siapa aja yang sudah menulis dan yang belum, jiwa kebersamaan dan kekeuargaan dan motivasi serta energi menulis yang besar yang seringkali membuat banyak anggota walau dalam kondisi yang tidak semangat dipaksa dalam pikirannya untuk menulis, sebut saja saya penulis yang sejatinya tadinya nggak kepikiran nulis justru diskusi digroup jadi nggak tahu sekarang tangan ini menari dan mengalir apa yang sekarang anda baca.
TARGET 50 KOMPASIANER BREBES BULAN INI
Penulis saat ini memiliki calon kompasianer brebes yang tertarik dan berminat untuk gabung, tapi beberapa diantaranya memang karena tertarik ingin belajar menulis da sebagiannya adalah memang sudah aktif menulis hanya ingin bergabung dengan kompasienar, ya... ini hanya komunitas yang selalu penulis bagikan semangat yang didapat di KomBes Community.
Salam setiap kesempatan yang saya bisa katakan pada anda adalah :
 " Tulislah apa yang kamu lihat, kamu dengar dan rasakan disekitar, tulis yang anda tahu dan yang ingin anda tahu, catatkan lah sejarah dengan tulisan dan... menulislah untuk generasi selanjutnya bahwa kita pernah ada "  ~ Aziz Amin
Harapannya memang akan tercapai harapan dengan target makin banyak masyarakat yang mau menulis, artinya dalam tulisan saya sebelumnya bahwa untuk menjadi penulis maka sangat tidak mungkin kalau ia nggak membaca, dalam kerangka pikir penulis bahwa menulis artinya juga membaca, baik membaca buku, membaca keadaan, membaca lingkungan dan artinya Bangsa ini akan cerdas saat bisa menciptakan penulis penulis yang berkualitas, dan itu dimualai dari www.kompasiana.com.
KUALITAS TIDAK AKAN ADA TANPA KUANTITAS
Ini yang sering jadi kendala bahwa kenapa banyak orag merasa susah untuk menulis, karena ia diawal selalu berharap bahwa tulisan yang dihasilkan adalah tulisan berkualitas, padahal bawah sadarnya saja memiliki banyak "Mental Block" hambatan pikiran yang menyebabkan ia nggak percaya diri (PD), ia merasa bahwa tulisan tidak layak dan banyak hal yang seolah olah dunia akan menertawakan kalau tulisannya dipublikasikan.
Itu semua jadi kendala yang seringkali kompasianer baru urung menulis, bahkan beberapa dari pengalaman kompasianer baru, ia telah menulis sangat banyak sampai 500 kata, tapi kembali lagi saat ia baca dan analisa dan dianggap tulisannya tidak berkualitas dan diedit lagi, setelah menjelang selesai dibaca lagi dan masih belum sempurna dan di edit lagi yang pada kahirnya bukan di upload tapi di hapus.
