Mohon tunggu...
Aziz Fahmi Alfian
Aziz Fahmi Alfian Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Attraversiamo

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tahun Baru Bahan Pokok Naik, Pedagang Pasar: Pembeli Ngeluh Mas

8 Februari 2023   22:25 Diperbarui: 8 Februari 2023   22:35 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JAKARTA - Harga sejumlah kebutuhan pokok terpantau naik menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2023. Kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan harga di antaranya adalah ayam per ekor, minyak curah, beras dan telur. Kenaikan yang paling nyata terlihat pada cabai rawit. 

Seorang warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan bernama Puji (38) mengeluhkan kenaikan harga sembako seperti cabai rawit, cabe keriting, daging ayam, telur ayam hingga tomat. 

"Resah kita mas, harga sudah pada naik dari awal Desember. Cabai, daging ayam, telur sudah pada naik, apalagi menjelang tahun baru," kata Puji saat ditemui di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat (30/12/2022).

Menurutnya, perekonomian masyarakat hingga saat ini belum benar-benar pulih semenjak Pandemi Covid -19 melanda. Sehingga, masyarakat merasa terbebani jika harga kebutuhan pokok ikut naik. 

"Kita sehabis covid-19 masih susah, kalau sekarang harga sembako naik ya tambah susah," ungkapnya. 

Di wawancarai terpisah, Wawan seorang pedagang di Pasar Kebayoran lama mengaku omsetnya menurun seiring melonjaknya harga cabai. Menurutnya, naiknya harga cabai sudah seminggu yang lalu dan ia memperkirakan harga akan terus naik sampai awal tahun baru 2023. 

"Cabai rawit hijau yang tadinya 25.000 sekarang sudah 50.000 perkilogram. Cabai rawit merah sudah 50.000 dari harga 20.000 sampai 25.000 perkilogram. Jadi naiknya terlalu tinggi makanya kurang laku," terangnya.

Sementara itu, Mas Gino (47) pedagang telur ayam memprediksi kenaikan akan terus berlanjut hingga tahun baru 2023. 

"Harga telur lagi pada naik mas, mau tahun baru pada naik semua," ujarnya.

Menurut Mas Gino, akibat dari kenaikan harga tersebut, para pembeli mengurangi jumlah telur yang dibeli karena harganya dianggap terlalu mahal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun