Menyusun Instrumen Analisis Awal Diagnostik
Pembelajaran Asesmen diagnostik diartikan sebagai asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik. Ada dua jenis assessment yakni assessment formatif yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan assessment sumatif dilaksanakan akhir semester yang berfokus pada kompetensi yang dipelajari selama satu semester.Â
Tujuan dilakukan assessment diagnostic yakni mendiagnosa kemampuan awal siswa dan mengetahui kondisi awal siswa. Asesmen diagnostic terdiri atas assessment kognitif dan non kognitif. Asesmen non kognitif yang dilakukan diawal pembelajaran dilakukan untuk menggali psikologis dan emosisi siswa, aktivitas belajar siswa dirumah, kondisi lingkungan dan keluarga, gaya belajar, karakter dan minat siswa ada tiga thap dalam assessment non kognitik yakni persiapan-pelaksanaan-tindak lanjut.Â
Asessment kognitif dipergunakan untuk mendiagnosa kemampuan dasar siswa dalam topik pelajaran, assessment ini dapat dilakukan secara berkala pada awal pembelajaran, ahir pembelajaran setelah guru menyelesaikan dan membahas topik tahapan assessment kognitif terdiri atas beberapa tahap yakni persiapan-pelaksanaan-diagnosis dan tindak lanjut guru melaksanakan asesmen diagnosis kognitif untuk menyesuaikan tingkat pembelajaran dengan kemampuan siswa bukan untuk mengejar target kurikulum.Â
Langkah pengembangan assesmen diagnostik 1.mengidentifikasi KD yang belum tuntas 2.menentukan kemungkinan sumber masalah 3.membuat dan mentukan jumlah soal 4.Menyusun kisi-kisi soal 5.Menulis soal 6.Mereview soal 7.Menysusun kriteria penilaiaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H