Mohon tunggu...
azizahnursyabania
azizahnursyabania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menyanyi dan mempelajari hal baru

Selanjutnya

Tutup

Seni

Sejarah dan Perkembangan Batik di Era Modernitas dan Tradisionalisme

16 November 2024   20:55 Diperbarui: 16 November 2024   21:07 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah Batik di Indonesia, Menurut beberapa sumber, perkembangan dari batik banyak dilakukan pada zaman Kesultanan Mataram, dan kemudian berlanjut pada zaman Kasunan Surakarta serta Kesultanan Yogyakarta. Diketahui kegiatan batik tertua di Indonesia berasal dari Ponogoro bernama Wengker, sebelum pada akhirnya di abad ketujuh, Kerajaan di Jawa Tengah mempelajari batik dari Ponogoro. Kerena itu, batik-batik Ponogoro agak mirip dengan batik yang beredar di Jawa Tengah, hanya saja batik Ponorogo batik yang identik dengan warna hitam pekat atau bisa disebut dengan batik irengan karena yang dekat dengan unsur-unsur magis, sehingga dikembangkan oleh kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah.

Memasuki abad ke-20, batik mulai diakui secara Internasional. Banyak desainer menjadikan batik sebagai tren di dunia fashion. Di tahun 2009, UNESCO mengakui batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi, hal ini semakin memperkuat posisinya di panggung global. Desainer modern juga berinovasi dengan menciptakan motif baru dan menggabungkan batik tradisional dengan teknik modern, sehingga menjadikan batik tetap relevan di era globalisasi. Sekarang, batik telah menjadi bagian dari pakaian yang sering di padukan dengan berbagai pakaian lainnya seperti rok, blus, kemeja, bahkan jaket.

Source : Pixabay
Source : Pixabay

Cara pembuatan batik dengan cara menggambarkan pola pada kain secara manual, sehingga dalam proses pembuatan batik ini di butuh kan kefokusan dan kesabaran yang tinggi karena setiap titik dalam motif sangat berpengaruh terhadap hasil akhirnya. Selain itu, karena pembuatannya secara manual, motif yang dihasilkan tidak bisa sama persis dengan kain-kain lainnya. Bahan yang digunakan untuk membatik terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia seperti pohon mengkudu, soga nila, dll. Bahan sodanya terbuat dari soda abu, dan garamnya terbuat dari tanah lumpur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun