Pendidikan Budi Pekerti. Nampaknya pendidikan ini sudah mulai langka di telinga generasi baru bangsa kita karena memang pada saat ini sulit ditemukan dalam pembelajaran di sekolah- sekolah mulai tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Walaupun sebenarnya masih ada atau diajarkan namun karena memiliki porsi yang sangat kecil bahkan porsi yang kecil tersebut terkadang hanya sebagai formalitas dalam format penilaian sehingga saya menganggapnya ditiadakan pada pembelajaran di sekolah-sekolah.
Pendidikan budi pekerti yang sebenarnya merupakan bagian penting dalam rangka melestarikan budaya bangsa kita yang luhur yakni budaya ketimuran serta sebagai pembentuk moral, perilaku, perangai, tabiat serta akhlaq yang baik dan bijak berdasarkan paduan akal dan perasaan yang baik juga terpuji bahkan menghindarkan diri dari perilaku tercela dan buruk.
Pembentukan moral ini sangat penting bagi generasi penerus kita mengingat seringnya kita mendengar istilah “KRISIS MORAL” yang melanda generasi kita itu artinya pada saat ini sudah kekurangan atau telah jauh dari moralitas bangsa kita sebagai bangsa timur yang terkenal dengan andap-ashornya. Selain itu, masih banyak lagi krisis yang melanda bangsa kita dan bukan hanya krisis ekonomi melainkan lebih parah lagi yakni terjadi krisis-krisis seperti krisis keteladanan.
Krisis keteladanan pada bangsa kita dapat kita lihat dan deteksi dini pada kehidupan sehari-hari seperti kurangnya figur yang dapat diteladani dalam hal kebaikannya maupun beralihnya fungsi keteladanan menjadi tontonan dan sebaliknya tontonan justru mereka jadikan sebagai tuntunan, jika kita lihat lagi lebih dalam bagaimana lingkungan dalam atau terdekat dari anak seperti peran orangtua dalam mendidik serta mengawasi perkembangan anaknya tetapi pada sebagian besar anak jaman sekarang jarang memperoleh haknya karena kesibukan orangtua sehingga mengorbankan tanggungjawabnya terhadap anak, sering kita saksikan di lingkungan kita bahwa anak yang kedua orangtuanya bekerja akan melakukan apapun sesuka hatinya karena tidak adanya figur yang menjadi teladan dan yang mengingatkan juga membimbingnya.
Dari sanalah kita ketahui tidak adanya titik temu antara pendidikan di rumah dan di sekolah, oleh karena itu anak telah diajarkan budi pekerti di sekolah namun karena tidak adanya keteladanan serta perhatian orangtua dalam pelaksanaannya sehingga pembelajaran yang diperolehnya menjadi kurang bermakna bagi anak. Disinilah pentingnya kerjasama antara walimurid atau orangtua siswa dengan guru sebagai pembimbing anak kita di sekolah untuk menjadi teladan yang baik bagi anak-anak kita.
Pendidikan budi pekerti dapat kita ajarkan kepada anak dengan cara melatihnya melalui kebiasaan-kebiasaan kecil dirumah, disekolah dan dimasyarakat seperti pembiasaan kata maaf, tolong, terimakasih dan permisi. Apabila kita membiasakan kegiatan tersebut serta mengajarkannya kepada anak maka akan melakukan hal yang sama karena orangtua tidak hanya menyuruh anaknya tetapi juga menjadi teladan dalam pelaksanaannya. Banyak cara yang dapat kita adopsi untuk membiasakan budi pekerti sejak usia dini seperti seperti dalam pendidikan budi pekerti dalam prinsip kerja yakni kerja cerdas, kerja tuntas, kerja ikhlas, kerja puas dan kerja keras.
Selain penanaman budi pekerti kita dapat menerapkan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari antara lain adalah nilai kehidupan seperti Damai(Peace), Toleransi, rendah hati, tanggung jawab, jujur, menghargai, kasih, bahagia, bebas, persatuan, sederhana, dan kebersamaan. Untuk menarik minat belajar khususnya pada anak-anak kita dapat mengemas pendidikan budi pekerti dalam bentuk cerita atau kisah teladan dengan bimbingan orangtua dalam memahami serta mengaitkan dengan kegiatan sehari-hari dan pelaksanaanya pada kegiatan sehari-hari anak.
Pentingnya pendidikan budi pekerti bagi kita dan generasi penerus kita agar dapat tetap menjunjung tinggi budaya atau tradisi luhur bangsa kita dan kebaikan hidup bersama. Apabila semua orang sadar dan mau memahami serta mengamalkan nilai-nilai dan budi luhur dalam kehidupannya sehari-hari dengan baik dan benar sehingga anak akan menirukan perilaku tersebut maka tidak akan lagi krisis moral dalam negara kita ini. Berbicara memang mudah dan melakukan tidak semudah berbicara. Mari kita saling mengingatkan untuk senantiasa berbuat kebaikan yang sebanyak-banyaknya. Mari kita semarakkan pendidikan budi pekerti di lingkungan sekitar kita dan dimulai dari diri kita. Demikian sedikit pengetahuan semoga bermanfaat bagi kita semua.
Sumber:
Oetomo, Hasan. 2012.Pedoman dasar pendidikan budi pekerti dalam membangun karakter bangsa yang terpuji. Jakarta: Prestasi Pustakarya.