Mohon tunggu...
Azizah NurRohmah
Azizah NurRohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknologi Hasil Hutan IPB University

Seorang mahasiswa di departemen Teknologi Hasil Hutan IPB UNIVERSITY

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Residence in Nature : Adapting to Environment and Economic Change

27 September 2024   23:51 Diperbarui: 28 September 2024   02:25 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Resilience In Nature : Adapting To Environmental and Economic Change

Moderator : Kang Muhammad Haikal

Pembicara : Ady Saiman (Relawan Komunitas Peduli Ciliwung Kota Bogor)

Tanggal Kegiatan : Sabtu, 21 September 2024

Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, menghadapi tantangan serius terkait permasalahan lingkungan. Pertumbuhan penduduk yang pesat, industrialisasi yang cepat, dan konsumsi yang tidak terkendali telah memberikan tekanan besar pada ekosistem. Akibatnya, berbagai masalah lingkungan muncul, mulai dari pencemaran udara dan air, kerusakan hutan, hingga perubahan iklim. Salah satu masalah lingkungan yang paling menonjol adalah kerusakan ekosistem sungai. Sungai, sebagai sumber kehidupan dan urat nadi peradaban, semakin terancam oleh berbagai aktivitas manusia. Pencemaran, pendangkalan, dan alih fungsi lahan di sekitar sungai menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan ekosistem sungai dan masyarakat yang bergantung padanya. 

Sungai Ciliwung, yang membentang dari Bogor hingga Jakarta, adalah contoh nyata dari kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia. Sebagai sungai yang sangat penting bagi jutaan penduduk, Ciliwung kini tercemar oleh limbah domestik dan industri.Sebagai negara dengan produksi sampah makanan terbesar kedua di dunia, Indonesia perlu segera mencari solusi untuk mengatasi masalah ini. Aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab menjadi penyebab utama kerusakan sungai. Deforestasi di sekitar aliran sungai menyebabkan erosi tanah dan sedimentasi yang menyumbat sungai. Pembangunan infrastruktur yang tidak memperhatikan lingkungan, seperti permukiman padat penduduk di bantaran sungai, juga memperparah kondisi sungai. Selain itu, praktik pertanian yang tidak berkelanjutan, seperti penggunaan pupuk dan pestisida berlebihan, turut berkontribusi pada pencemaran sungai.

              Untuk mengatasi kerusakan lingkungan pada sungai, diperlukan upaya menyeluruh yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Peningkatan kesadaran ekologi menjadi langkah awal yang krusial. Alih energi ke sumber energi terbarukan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang berkontribusi pada perubahan iklim. Pengurangan polusi dari industri dan rumah tangga serta pengelolaan sampah yang efektif adalah kunci untuk menjaga kebersihan sungai. Pelestarian hutan di sekitar aliran sungai sangat penting untuk mencegah erosi tanah dan sedimentasi. Selain itu, hemat energi dalam kehidupan sehari-hari juga berkontribusi dalam mengurangi tekanan terhadap lingkungan. Penanaman pohon dapat membantu memperbaiki kualitas air dan mencegah banjir. 

             Meskipun kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan telah tumbuh pesat, masih terdapat kesenjangan antara pemahaman dan tindakan nyata. Banyak di antara kita yang memahami bahwa lingkungan perlu dilindungi, namun belum sepenuhnya mengubah perilaku sehari-hari untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan. Oleh karena itu, sebagai generasi muda yang akan mewarisi bumi ini, kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi pelopor dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menginspirasi orang lain untuk turut serta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun