Mohon tunggu...
Azizah Muhammad
Azizah Muhammad Mohon Tunggu... -

guru

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ibu Adalah Sosok yang dapat Mengantarkan Anak Meraih Kesuksesan

24 Desember 2014   01:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:36 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak sedikit orang tua pada masa sekarang yang mengeluh tentang sikap dan karakter anak-anaknya. Hal yang mereka keluhkan, terutama yang berkaitan dengan sifat dan prilaku para anaknya sehari-hari. Banyak anak-anak masa sekarang tidak mau lagi mendengar nasihat dari orang tuanya, demikianlah keluhan yang paling umum disampaikan para orang tua.

Sehubungan dengan profesi penulis sebagai seorang guru, keluhan-keluhan serupa itu sangat sering penulis dapati, ketika penulis mengundang para orang tua dari siswa atau siswi untuk berkonsultasi karena anak-anaknya bermasalah di sekolah.

Berdasarkan pengamatan dari penulis, hal serupa itu pada dasarnya tidak perlu terjadi, andaiakata para orang tua mau memahami tugas dan perannya dalam rumah tangga sebagai pendidik bagi anak-anaknya.
Padahal, salah satu pesan agama yang bersumber dari hadis Rasulullah, bahwa setiap anak yang dilahirkan ke dunia pada awalnya berstatus suci masih seperti kerta putih, dan kedua orang tuanyalah yang membuat mereka baik atau jahat, semua orang tahu itu.

Lalu siapa yang perlu disalahkan jika kertas putih itu sekarang sudah coreng moreng dan sulit dibersihkan kembali untuk dapat ditulis sesuatu yang indah? Agaknya pertanyaan ini perlu menjadi bahan renungan semua orang tua.

Menurut hemat penulis, anggapan sebagian orang tua yang meyakini bahwa kesalahan-kesalahan yang dilakukan apara anak-anak zaman sekarang itu bukan hasil dari didikan orang tuanya, merupakan sebuah anggapan yang salah. Penulis dalam hal ini lebih sependapat dengan bunyi salah satu kata pepatah, “apa yang ditanam itulah yang bakal dipetik.”

Berdasarkan amatan penulis terhadap sejumlah kasus yang pernah penulis temui, tidak jarang sekarang ini, masalah anak-anak lebih besar dipengaruhi oleh sikap dan perilaku para ibunya. Banyak orang tua, khususnya ibu, terlihat belum siap atau pantas menjadi ibu.

Karena sosok seorang ibu seharusnya adalah yang bisa mendidik, membimbing dan mengajari anak-anaknya di dalam rumah tangga. Bukan sebaliknya, yang hanya bisa menuntut anak-anaknya berbuat baik tetapi mereka tidak pernah diajari bagaimmana cara berbuat baik.

Dan ajaran yang diberikan, tentunya, ajaran yang benar menurut agama. Karena disadari atau pun tidak, sosok seorang ibu, sebenarnya merupakan seorang figur  yang paling sempurna di mata anak-anaknya. Ibu adalah idola dari anak-anaknya. Maka itu, peran seorang ibu dalam sebuah rumah tangga, idealnya menjadi tempat curahan segala isi hati bagi anak-anaknya.

Dengan begitu, tentunya, mereka tidak akan menjadikan orang lain atau teman sebayanya sebagai tempat untuk menyampaikan segala ueng-uneg yang ada di hatinya. Melainkan, mereka menjadikan ibunyalah sebagai kawan terdekat dan orang yang paling dapat dipercaya akan menjaga rahasianya dengan baik. Sehingga apapun masalah yang dihadapinya di luar, baik senang maupun susah, rasanya belum enak kalau belum disampaikan kepada ibunya.

Jikalah cara ini bisa diterapkan oleh seorang ibu, sebenarnya mendidik anak itu tidaklah terlalu susah. Karena pada dasarnya semua yang akan terbentuk pada anak adalah apa yang sering dilakukan oleh orang tuanya. Misalnya mengenai shalat, mengaji  dan lain-lain, tidak akan mngkin seorang anak akan melakukannya jika mereka tidak pernah melihat orang tuanya melakukan hal tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun