Mohon tunggu...
Azizah Mirza Kautsari
Azizah Mirza Kautsari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Airlangga University

Love photography, travelling, and music.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Self Service dan Budayanya di Indonesia

22 Juni 2022   14:15 Diperbarui: 22 Juni 2022   14:37 1537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kalian makan ke restoran cepat saji?

Apa yang terbesit di pikiran kalian jika mendengar restoran cepat saji?

Apakah makanannya? Atau tempatnya yang terbilang nyaman?

Ada salah satu ciri yang membuat restoran cepat saji menjadi khas, yaitu budaya self service dimana para pelanggan melayani dirinya sendiri. Self service yang merupakan budaya dari luar ini adalah sebuah konsep pelayanan tanpa adanya pelayan, sehingga pelanggan diharuskan dapat melayani kebutuhannya sendiri.

Saat mulai datang ke restoran, pelanggan yang langsung duduk ke kursi, tidak akan didatangi oleh pelayan untuk kemudian ditawari ingin memesan apa, melainkan para pelanggan restoran cepat saji diharuskan datang ke kasir untuk memesan langsung di sana, lalu pesanan mereka juga dibawa sendiri ke meja masing-masing. Tidak hanya sampai situ, setelah selesai makan, pelanggan juga diharuskan untuk membuang bekas makanannya dan meletakkan nampan ke tempat yang telah disediakan.

Hal ini menjadi menarik. Budaya di Indonesia yang saya lihat, bahwa orang-orang masih memiliki mindset untuk dilayani atau menganggap diri “sebagai tuan” bukan melayani diri sendiri atau self service. Di beberapa restoran cepat saji yang saya temui masih terdapat beberapa bekas makanan yang ditinggal begitu saja oleh pelanggan di meja mereka masing-masing. Entah memang mereka yang bersikap acuh tak acuh terhadap adanya budaya self service di restoran cepat saji atau memang pengetahuan akan adanya budaya self service ini yang kurang digaungkan kepada masyarakat Indonesia.

Padahal self service memiliki banyak manfaat, antara lain mengurangi jumlah pegawai, mengatasi panjangnya antrian, mengurangi human error, meminimalisir biaya, meningkatkan kepuasan pelanggan, bahkan dapat menghindari kontak langsung mengingat kita masih berada di era pandemi Covid-19.

Budaya baik ini juga mengajarkan kita untuk menjadi lebih mandiri. Setelah budaya self service menjadi lebih umum di Indonesia, nantinya hal ini dapat diterapkan pula pada restoran lain. Jika tidak disediakan tempat untuk pembuangannya, setidaknya para pelanggan bisa menata atau merapikan bekas makanannya sendiri, seperti menyusun piring yang digunakan.

Dalam kehidupan bernegara, hal tersebut juga akan membuat bangsa ini menjadi lebih mandiri. Misalnya, pada pengelolaan sumber daya alam dan pengembangan sumber daya manusia yang kemudian dapat membuahkan hasil, membuat Indonesia menjadi negara maju yang makmur dan sejahtera. Tidak lagi menggantungkan diri pada negara lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun