Mohon tunggu...
Azizah Ismail
Azizah Ismail Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Pendidikan Sosiologi

Joie De Vivre

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Problematika pada Dunia Pendidikan Non Formal di Indonesia

15 April 2020   02:40 Diperbarui: 28 November 2020   13:39 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seiring dengan berjalannya waktu, sistem dalam dunia pendidikan di Indonesia pun terus berubah-ubah. Sistem atau kurikulum yang digunakan akan menyesuaikan dengan bagaimana ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah. Untuk sekolah formal dalam penyesuaian perubahan dalam sistem yang ada tidak terlalu sulit, namun bagaimana dengan sekolah non-formal sendiri?

Sekolah Non Formal?

Menurut Soelaman Joesoef, Pendidikan Non Formal adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan tingkat usia dan kebutuhan hidup, dengan tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.

Pendidikan Non formal juga memiliki andil yang besar  dalam memajukan pendidikan Indonesia dan kesejahteraan sosial, Mengapa demikian? 

Karena dalam pendidikan non formal ada kesetaraan untuk memperoleh pendidikan dimana rata-rata masyarakat Indonesia melaksanakan pendidikan memiliki harapan akan memperoleh kehidupan yang jauh lebih baik. Contohnya seperti beberapa orang yang mengikuti ujian paket atau ujian kesetaraan demi persyaratan pekerjaan sehingga ia akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik dibanding sebelumnya.

Jika kita lihat pada kenyataan yang ada terkadang pemerintah kurang memperhatikan sejauh mana sekolah non formal berkembang, Untuk sekolah-sekolah non formal yang ada di kota-kota mungkin terlihat cukup berkembang baik contohnya PKBM yang dimiliki oleh Seto Mulyadi ( Kak Seto) dimana PKBM tersebut cukup terkenal dan fasilitasnya baik, serta peminatnya yaitu orang-orang kalangan atas.

Lantas bagaimana dengan keadaan Sekolah non formal lainya?

PKBM Kuntum Mekar yang terletak di Cipocok Jaya, Kota Serang merupakan salah satu bukti bahwa kurangnya perhatian pemerintah pada sekolah non-formal. Tantangan yang dialami oleh PKBM ini adalah kurangnya fasilitas yang dimiliki selain itu terkadang sistem pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah sedikit sulit dijangkau oleh warga belajar PKBM ini karena warga belajarnya beragam usia dimana minat belajarnya pun berbeda-beda. 

Dengan adanya penghapusan Ujian Nasional (UN) juga membingungkan pihak sekolah non-formal karena sebelumnya dengan adanya UN sebagai pemacu warga belajar untuk meningkatkan minat belajarnya, namun ketika UN pihak non-formal bingung harus bagaimana untuk meningkatkan semangat belajar warga belajarnya, karena warga belajar PKBM ini biasanya hanya untuk mengikuti ujian paket kesetaraan.

Jika dikaji dengan teori struktural fungsional dalam sosiologi, pada problematika ini yaitu harus adanya pengintegrasian lembaga-lembaga terkait demi kemajuan perkembangan sekolah non-formal ini. Lembaga pendidikan yang ada harus lebih membuka mata terhadap kondisi pendidikan non-formal yang ada, karena tidak hanya pendidikan formal saja yang membutuhkan perhatian. 

Maka jika pengintegrasian ini berjalan dengan baik, diharapkan akan menciptakan sekolah non formal yang mampu maju dan tidak kalah saing dengan sekolah formal yang ada atau bahkan bisa lebih berkembang dengan sekolah formal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun