Mohon tunggu...
Siti Nur Azizah Fitriani Akbar
Siti Nur Azizah Fitriani Akbar Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca

Pay it forward to the people who left behind.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kayu Putih Aroma, Genset bagi Gen Z

27 Desember 2017   17:08 Diperbarui: 27 Desember 2017   17:09 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hello readers

Apa kabar ? Semoga selalu berada dalam keadaan bahagia dan semangat 45, ya !

Di artikel kali ini, saya ingin cuap-cuap mengenai Generasi Z. Untuk yang belum tahu, dilansir dari businessinsider.sg, Generasi Z adalah sebuah istilah yang merujuk pada generasi yang lahir pada tahun 1998 hingga 2016. Jadi, anggota Generasi Z yang tertua berumur 19 tahun. Wah, masih imut-imut, ya ?

Generasi Z memang imut. Meski begitu, menurut hemat saya, generasi ini adalah generasi yang harus memiliki daya tahan yang tinggi untuk hidup di dunia yang keras ini. Perkembangan teknologi yang merajalela perlu dikuasai oleh setiap anggota dari Generasi Z. Jika tidak, teknologi yang akan menguasainya.

Satu langkah kecil untuk meningkatkan daya tahan dalam hidup adalah mengikuti pengkaderan universitas dan fakultas. Mengapa ? Pengkaderan biasanya merupakan ajang bagi senior untuk menunjukkan eksistensinya kepada junior. Tak jarang, senior yang tidak bertanggungjawab menjadi pelaku kekerasan terhadap junior. Terlepas dari masih membudayanya kekerasan pada pengkaderan universitas ataupun fakultas di Indonesia, para mahasiswa baru yang memutuskan untuk menjadi peserta pengkaderan adalah para pemberani.

Lalu, apakah mahasiswa baru menantang maut dengan mengikuti pengkaderan ?

Jawabannya tidak sesederhana itu.

Saya yakin peserta pengkaderan adalah orang-orang yang berani, berani melawan jika seniornya salah, berani menentang jika seniornya menyuruh melakukan hal-hal yang tidak masuk akal.

Dengan memiliki keberanian, mahasiswa baru yang notabene merupakan anggota dari Gen Z dapat bertahan hidup.

Saya ingin bercerita sedikit. Jadi, saya beserta 300-an teman mahasiswa baru sebuah fakultas di suatu universitas telah mengikuti pengkaderan fakultas. Meskipun banyak cerita miring yang mengatakan bahwa pengkaderan fakultas kami menyeramkan, keberanian kami untuk mengikutinya tak surut. Jikapun ada sesuatu yang salah, maka kami, sebagai Gen Z yang penuh keberanian, akan sigap menegakkan kebenaran. Singkat cerita, kami pun mengikuti berbagai proses yang cukup melelahkan fisik. Kelelahan tersebut disebabkan banyaknya aktivitas fisik yang dilakukan, bermain games, dihukum dengan melakukan posisi push up bagi laki-laki dan posisi setengah berdiri bagi perempuan jika kami terlambat datang. Tapi, tunggu, hey, tidak ada kekerasan di sini !

Kami mengikuti kegiatan pengkaderan dengan penuh semangat. Namun, ada beberapa teman kami yang mengalami sakit kepala, sakit perut, pusing, de el el. Kebetulan teman sekelas saya juga merasakan hal yang sama hingga saya harus mengantarkannya kepada senior agar diberi kesempatan untuk beristirahat. Dengan telaten, seorang senior menggosokkan minyak kayu putih aroma kepada teman saya. Selang beberapa menit, semangat teman saya yang tadinya redup menjadi menyala terang benderang. Saya memandanginya dengan takjub. Inikah the miracle of kayu putih aroma?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun